Emmanuel Macron Sebut Karikatur Nabi Muhammad Bentuk Kebebasan Berekspresi, Muhammadiyah Kecewa

- 26 Oktober 2020, 19:46 WIB
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dadang Kahmad.*
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dadang Kahmad.* /

Sementara itu, Ketua PP Muhammadiyah yang lain, Anwar Abbas mengatakan Presiden Macron adalah tipikal pemimpin yang bisa membawa pada pertentangan dan permusuhan umat beragama jika tidak mengubah cara berkomunikasinya.

Dirinya juga meminta Presiden Macron untuk segera meminta maaf kepada umat agar hal tersebut tidak memunculkan konflik yang berkepanjangan.

Baca Juga: Demi Dilihat Baik, Ma'ruf Amin Beri Nasihat Penting untuk Masyarakat yang Terjebak Mental Pencitraan

"Saya melihat pimpinan seperti Presiden Prancis inilah contoh pemimpin yang akan bisa menyeret dunia kepada kekacauan dan permusuhan yang dalam yang akan memunculkan dendam yang berkepanjangan yang tidak akan kunjung berakhir," kata dia.

Sebelumnya, seorang guru di Prancis dibunuh karena mempertontonkan karikatur Nabi Muhammad SAW yang dimuat pada majalah Charlie Hebdo yang menurut umat Islam sebagai penghinaan.

Seperti diketahui, majalah satire yang berkantor di Paris tersebut sudah beberapa kali menerbitkan konten bernada hinaan terhadap nabi yang dihormati oleh umat Islam tersebut.

Baca Juga: Umumkan Kepulangan dalam Waktu Dekat, Rizieq Shihab: Kembali Berjuang Bersama Umat demi Indonesia

Presiden Macron disebut telah mengeluarkan pernyataan kurang sedap terhadap umat Islam yang merespon berlebihan terhadap materi karikatur satir Nabi Muhammad SAW di majalah Charlie Hebdo tersebut.

Orang nomor satu di Prancis itu juga menyebut kasus pembunuhan guru itu bertentangan dengan kebebasan berekspresi.

Sejumlah oknum pembunuh guru di Prancis melancarkan aksinya sebagai tindakan melawan pihak yang mendukung penerbitan dan penyebarluasan konten Charlie Hebdo yang menistakan Nabi Muhammad SAW.***

Halaman:

Editor: Puji Fauziah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x