Oknum Importir Timbun Bawang Putih dan Manfaatkan Isu Virus Corona Sebabkan Kenaikan Harga, Kepala Disperindag: Sudah Mulai Turun

14 Februari 2020, 10:08 WIB
KEPALA Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar Moh Arifin Soendjayana, memperlihatkan bawang putih yang diduga ditimbun di sebuah gudang di Karawang. * /Humas Indag Jabar/

PIKIRAN RAKYAT - Diduga memanfaatkan isu virus corona, beberapa waktu lalu ditemukan salah satu oknum importir melakukan penimbunan bawang putih hingga 150 ton.

Tindakan importir tersebut diduga jadi salah satu penyebab melonjaknya harga bawang di Kota Bandung dalam beberapa hari ini.

"Kemarin Disperindag Provinsi Jawa Barat dengan Satgas Pangan Jabar menemukan ada importir menimbun bawang putih, disidak 150 ton yang disimpan di gudang Karawang Timur yang seharusnya didistribusikan sejak November 2019," kata Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Bandung Elly Wasliah dikutip dari Humas Kota Bandung oleh Pikiranrakyat-bekasi.com.

Baca Juga: Ditolak 5 Negara Terkait Virus Corona, Kapal Pesiar MS Westerdam Berlabuh di Kamboja

Sejak Dinas Perdagangan dan Industri (Disdagin) Pemprov Jabar berhasil menemukan kasus penimbunan, harga bawang putih di Kota Bandung sudah mengalami penurunan harga.

Sementara itu, menurut pemantauan Disperindag Kota Bandung di beberapa pasar tradisional di Kota Bandung, harga bawang sudah turun menjadi Rp 50 ribu per kg dari yang semula Rp 56 ribu hingga Rp 60 ribu per kg.

Elly mengatakan diduga importir melakukan penimbunan tersebut karena memanfaatkan isu penyebaran virus corona dengan memanipulasi distribusi bawang putih sebanyak 90 persen yang memang diimpor dari Tiongkok.

Baca Juga: AC Milan vs Juventus Berakhir Imbang, VAR Jadi Soal

Lebih lanjut, Elly mengatakan isu virus corona seharusnya tidak menjadi hambatan impor produk holtikultura sebab komoditas itu tidak dilarang. Bahwa hanya hewan hidup yang menjadi pelarangan impor dari Tiongkok.

"Impor bawang putih dan holtikultura masih diizinkan impor dari Tiongkok, yang diberhentikan sementara itu yang dianggap bisa menularkan virus, kalau yang lainnya tidak berpotensi menularkan," ujarnya.

Untuk diketahui, bawang putih menjadi salah satu komoditas penting di Kota Bandung. Dimana 90 persen diimpor dari Tiongkok sedangkan 10 persen sisanya dari hasil lokal yang secara kualitas memang tidak serupa.

Baca Juga: Teror Begal Bercelurit di Bekasi, Pelaku Beraksi Dini Hari

"Bawah putih itu termasuk tumbuhan yang hidup di iklim subtropis, di Indonesia kan tropis, jadi pertumbuhannya pasti tidak optimal," lanjutnya.

Kota Bandung dalam sehari membutuhkan sekiranya 93 ton bawang putih. Hal tersebut didasari karena tingginya kebutuhan di Kota Bandung menjadi barometer harga yang terus dipantau oleh pemerintah pusat.

"Apalagi penduduk Kota Bandung kan banyak, dan jadi tujuan wisata kuliner," imbuhnya.

Baca Juga: Oknum Guru SMA di Bekasi Melakukan Tindakan Kekerasan, Ombudsman Minta Ditindak Tegas

Pada kesempatan yang sama, Elly menyebutkan harga komoditas pangan lain selain bawang putih saat ini masih relatif normal. Sedikit ada kenaikan terjadi pada komoditas cabai rawit merah yang menjadi Rp 82.500 ribu per kg dan cabai keriting Rp 68 ribu hingga Rp 70 ribu per kg.

"Kalau itu biasanya karena musim hujan serta biasanya ada juga gangguan hama dan kegagalan panen," tutupnya.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Humas Kota Bandung

Tags

Terkini

Terpopuler