Pangandaran Aman, Akibat Hoaks Gempa dan Tsunami Susulan Pemesanan Hotel Banyak yang Batal

27 Oktober 2020, 10:59 WIB
Ilustrasi Pantai Pananjung Pangandaran, Jawa Barat. /Dok. Zair Mahessa/DeskJabar/DeskJabar

PR BEKASI - Masyarakat di pulau Jawa sempat digegerkan dengan adanya getaran gempa yang dirasakan pada Minggu, 25 Oktober 2020 lalu.

Diketahui, getaran gempa tersebut berpusat di Pangandaran, Jawa Barat.

Selain itu, maraknya berita gempa susulan dan berpotensi tsunami di Pangandaran kian menyebar.

Dikutip oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com dari RRI pada Selasa, 27 Oktober 2020, informasi tersebut ternyata  berpengaruh besar terhadap hunian hotel, terlebih saat libur panjang.

Baca Juga: Ungkap Rahasia Besar tentang Vanuatu, Tantowi Yahya: Mereka Adalah Orang Papua yang Merantau

"Untuk cancelation (pembatalan) sampai saat ini sudah mencapai 10 persen untuk di hotelnya. Pascagempa kemarin, ini pun terjadi akibat maraknya berita hoaks di media sosial tentang dikaitkannya gempa kemarin terhadap isu tsunami padahal, BMKG sudah merilis gempa itu sama sekali tidak memicu tsunami," kata General Manager The Arnawa Hotel, Abi Kuswanto.

Abi juga mengatakan bahwa setiap hotel memiliki mitigasi bencana, mulai dari pemetaan titik aman untuk berkumpul, membaca tanda tanda alam sebagai sinyal bencana hingga pelatihan evakuasi ketika gempa terjadi.

"Sebenarnya untuk mitigasinya sendiri di hotel yang ada di Pangandaran sudah diberikan, mulai dari di mana titik aman berkumpul, seperti apa cara evakuasi dan waktu untuk evakuasi, sampai untuk membaca tanda tanda alam akan terjadinya bencana," kata Abi.

"Sehingga keselamatan wisatawan dalam libur panjang bulan ini pun bisa diprioritaskan," kata Abi menambahkan.

Baca Juga: Di Tengah Gangguan Pandemi Covid-19, BTPN dan Jenius Tetap Tumbuh dan Raup Untung

Selain itu, Abi menegaskan bahwa informasi yang menyatakan bahwa gempa magnitudo 5.9 yang mengguncang Pangandaran pada Minggu, 25 Oktober 2020 dapat memicu tsunami merupakan berita hoaks.

Atas adanya berita tersebut, yang ditimbulkan hanya untuk membuat kegaduhan semata di masyarakat di tengah merebaknya isu tsunami setinggi 20 meter.

Padahal beberapa hari ke depan adalah libur panjang cuti bersama yang berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi Pangandaran.

"Untuk gempa kemarin sesuai dengan informasi yang di keluarkan BMKG, sama sekali tidak berpotensi tsunami, dan berita yang banyak beredar di masyarakat melalui media sosial yang menyatakan berpotensi tsunami itu hanya berita bohong," katanya.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler