Proses daur ulang sampah plastik ini juga memanfaatkan aplikasi bernama Octopus. Aplikasi yang kini sudah bisa diunduh oleh masyarakat Jabar ini bertujuan mengajak masyarakat untuk mengumpulkan sampah. Setiap sampah memiliki poin, dan poin tersebut dapat dikonversi menjadi uang.
"Nanti Octopus digunakan oleh pengguna untuk memanggil pelestari yang akan mengambil sampah langsung dari rumah, sehingga meningkatkan pendapatan mereka, bisa dapat Rp2 juta sampai Rp5 juta tergantung banyaknya sampah plastik yang disetorkan," ucap Kang Emil.
Baca Juga: Hati-hati! Beredar Video Aksi Curanmor oleh Oknum Manusia Silver Tertangkap Kamera CCTV
Kang Emil mendorong masyarakat Jabar untuk memilah sampah organik dan nonorganik, khususnya sampah plastik.
Berdasarkan catatan Dinas Lingkungan Hidup Jabar, dalam sehari, jumlah sampah plastik yang dapat didaur ulang mencapai 6.400 ton di seluruh Jabar.
"Kami sehari ada 6.400 ton sampah plastik yang bisa didaur ulang, bahkan sampah plastik dari Bali dan Lombok pun dibeli oleh Jabar," ujar Kang Emil.
Baca Juga: Nama Ulama Hilang dan Tokoh PKI Muncul di Kamus Sejarah Kemendikbud, HNW: Segera Tarik dan Revisi!
Pengolahan sampah plastik dan menjadi sirkular ekonomi ini menjadi komitmen Pemda Provinsi Jabar agar Indonesia tidak lagi dicap sebagai negara yang banyak membuang sampah plastik ke laut.
Adapun dalam peninjauan proses daur ulang sampah tersebut, Kang Emil didampingi oleh pemerhati lingkungan laut yang juga pendiri Indonesia Ocean Pride Hamish Daud.
"Mas Hamish Daud yang paham banget betapa di laut kita sebenarnya banyak sampah plastik karena orang tidak ada solusinya. Maka saya komitmen di 2021 akan menjadikan problem sampah plastik bisa selesai dengan sistem sirkular ekonomi agar Indonesia tidak lagi di-bully karena banyak sampah plastik di lautan." tuturnya.***