Menurut Yesmil Anwar, terdapat sifat keragu-raguan aparat yang mencolok dalam kasus ini, sehingga upaya yang dilakukan baru sebatas spekulasi.
Yesmil Anwar berpendapat, sketsa tersebut belum dapat mengarah menjadi bukti konkret yang kuat.
“Sepertinya ada keragu-raguan dari pihak kepolisian karena mereka menyadari alat buktinya masih kurang, sehingga belum merasa nyaman untuk menentukan pasal berapa dan orangnya. Siapa, bagaimana kejadiannya apakah dia kerja sendiri atau menyuruh orang lain,” kata pria yang juga menulis buku Pembaharuan Hukum Pidana itu.
Kejanggalan lain, ialah belum disorotinya hubungan-hubungan sosial antara korban dan orang sekitarnya.
Tuti (55) dan anaknya Amalia Mustika Ratu alias Amel (23), ditemukan tewas tanpa busana, kata dia, perlu ditelusuri juga hubungan bisnisnya.
“Keragu-raguannya yang semacam ini, makin lama akan semakin mengaburkan jejak-jejak yang sifatnya digital atau jejak konkret,” tuturnya.
Bahkan, dengan tegas, Yesmil Anwar menyarankan agar kegiatan forensik dimulai kembali dari awal.***(DeskJabar/Yudha Saputra)
Artikel ini sebelumnya tayang di DeskJabar dengan judul “SKETSA TERDUGA Pembunuh Ibu dan Anak di Subang, Inilah Respon Mengejutkan Pakar Kriminolog”