Kasus Kematian Akibat DBD di Jawa Barat Menurun

- 11 Maret 2020, 15:19 WIB
Petugas Puskesmas Kebayoran Lama melakukan "fogging" atau pengasapan di kawasan Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta, Kamis (20/2/2020). Pengasapan dilakukan untuk mencegah penularan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes Aegypti terutama saat memasuki musim hujan. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/wsj.
Petugas Puskesmas Kebayoran Lama melakukan "fogging" atau pengasapan di kawasan Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta, Kamis (20/2/2020). Pengasapan dilakukan untuk mencegah penularan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes Aegypti terutama saat memasuki musim hujan. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/wsj. /MUHAMMAD IQBAL/ANTARA FOTO

Baca Juga: Kurangi Dampak Kekerasan pada Anak, Bekasi Kampanyekan Akhiri Pernikahan Dini 

Untuk Provinsi Jawa Barat, jumlah korban jiwa akibat penyakit DBD mencapai 15 orang, angka tersebut menjadikan Jawa Barat berada pada urutan pertama sebagai daerah yang paling banyak menghasilkan korban jiwa akibat DBD.

"Hingga saat ini sudah ada 15 orang meninggal karena DBD dan kebanyakan itu di Kota Cirebon," tutur dia.

Demi memberantas KLB DBD, pihaknya akan terus melakukan Germas melalui Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan 3M Plus dan menerapkan perilaku hidup sehat.

Baca Juga: Rayakan Hut Bekasi Ke-23, Diskominfostandi Gelar Kelas Pemrograman Gratis

Di tengah merebaknya virus corona, berita DBD dianggap kalah 'pamor' dari virus tersebut oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, padahal dampak kematiannya lebih tinggi penyakit DBD.

Oleh sebab itu, usai Peresmian Jabar Command Center dan Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-10 di Gedung Sate, Bandung, Ridwan kamil juga mengajak masyarakat untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan juga menjalankan program hidup sehat dan bersih.***

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x