Sentil Buzzer yang Serang Annisa Pohan, Para Kader Partai Demokrat: Merendahkan Perempuan dalam Politik

31 Juli 2021, 16:08 WIB
Partai Demokrat dan kadernya menyentil para buzzer yang menyerang Annisa Pohan. /Twitter/@isari68

 

PR BEKASI - Beberapa waktu ini nama dari istri Ketua Umum Partai Demokrat, Annisa Pohan, menjadi trending.

Namun, trending nama Annisa Pohan terkait dalam hal yang negatif, dan diduga dilakukan oleh para buzzer.

Hal itu pun memantik reaksi dari para politisi Partai Demokrat, yang mengecam aksi penyerangan di media sosial pada Annisa Pohan.

Para politisi Partai Demokrat beramai-ramai mengunggah video dalam menyatakan dukungan pada istri Agus Harimurti Yudhoyono tersebut.

Baca Juga: Annisa Pohan Dikritik Usai Kutip Ayat Alquran, Jansen Sitindaon: Cuma Typo, Presiden Saja Salah Sebut Wilayah

Salah satunya Imelda Sari, yang juga mengunggah video dengan judul "Annisa diserbu buzzer celeng".

Imelda Sari menyampaikan pada para penyerang untuk tak merasa jumawa.

"Tak pantas kalian merasa hebat, jika hanya berani mencerca perempuan," katanya, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari akun Twitter @isari68 pada Sabtu, 31 Juli 2021.

"Kami Srikandi @PDemokrat yang dipimpin @AnnisaPohan tak hanya duduk diam melihat keadaan, tetapi bergerak untuk membantu warga di bawah," katanya.

Baca Juga: Kimia Farma Tunda Vaksinasi Covid-19 Berbayar Rp321 Ribu, Annisa Pohan: Negara Ini Selalu Begini

Selain itu, Andi Arief pun turut menyuarakan mengenai penyerbuan buzzer untuk menyerang Annisa Pohan.

"Buat para buzzer yang meremehkan kaum perempuan," tuturnya, disertai unggahan video yang sama.

Lebih lanjut, kata-kata yang ada dalam video tersebut sebagai berikut.

"Kepada ribuan buzzer yang sibuk bekerja membuat propaganda terhadap Annisa Pohan," katanya.

Baca Juga: Merasa Kehilangan Jane Shalimar yang Kerap Membantu Suaminya, Annisa Pohan: Allah Maafkan Kesalahan Jane

Pihak Demokrat mengucapkan selamat bekerja dan meminta tolong disampaikan kepada 'tuan-tuan' dari buzzer kalau mereka mengetahui siapa yang ingin dihancurkan.

"Kami tahu yang ingin kalian hancurkan adalah Partai Demokrat," tulisnya.

"Tapi menjadikan seorang perempuan sebagai sasaran serangan adalah tindakan yang paling hina," kata rekaman video tersebut.

Diingatkan bahwa para buzzer itu sendiri tengah mencari makan dengan cara yang juga hina.

Baca Juga: Annisa Pohan Tanggapi Kasus AHY VS Moeldoko: Kalau Demokrat Berhasil Dicaplok, Partai Lainnya Bisa Kapan Saja

Para kader Demokrat menyatakan kalau mereka tak akan mampu menghadapi para buzzer, tetapi juga tidak ingin mengotori lisan seperti gaya buzzer.

Dijelaskan dalam berpolitik sudah hal yang lumrah membuat opini dengan tujuan menjatuhkan lawan politik.

Bahkan, hal itu sesuatu yang baik, karena dapat dijadikan referensi berargumen oleh warga atas pilihan politik mereka.

"Tapi mengeksploitasi seorang perempuan sebagai obyek hinaan dan cercaan, dengan tujuan mempermalukan partai politik," ujarnya.

Baca Juga: Annisa Pohan Ajak Masyarakat Tak Teracuni Mulut Buzzer: Hidupnya Penuh Curiga Tak Beralasan

Tindakan tersebut hanya dilakukan oleh para buzzer. Tak hanya itu, pihak Demokrat pun menyentil nama Eko Kuntadi dan Denny Siregar.

Dikatakan Denny dan Eko telah secara bijak menyarankan Annisa Pohan tak perlu masuk dalam ranah politik, dan cukup mendorong dari belakang langkah politik sang suami.

"Ini kata yang hanya bisa diucapkan oleh kepala kotor seorang misoginis," katanya.

"Merendahkan perempuan dalam politik, yang sudah ditinggalkan berabad lalu. Mereka ini sampah peradaban," lanjutnya.

Selain itu, para buzzer juga disebut sebagai pembuat bualan yang menyatakan Partai Demokrat ada di belakang rencana menjatuhkan Presiden Jokowi.

"Sebab itu, kepada tuan kalian yang merasa terancam dengan Partai Demokrat. Untuk apa mengerahkan ribuan buzzer jika orang-orang tidak beradab," tuturnya.

Disebutnya hal itu hanya akan menjadi buih dan membuat kotor. Mereka mengimbau untuk mengerahkan 10 pemuda cerdas dan beretika, maka akan dilawan dengan debat yang dapat mengguncang dunia.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Twitter @isari68

Tags

Terkini

Terpopuler