PIKIRAN RAKYAT – Jumlah pertumbuhan penduduk yang relatif cepat di wilayah perkotaan menimbulkan beragam permasalahan seperti meningkatnya kasus kriminalitas dan penurunan kualitas sarana dan prasarana yang signifikan hingga permasalahan sampah.
Dikutip oleh tim Pikiranrakyat-bekasi.com dari situs WRI Indonesia, kondisi perkotaan yang terus mengorbankan lahan pertanian utama, ekosistem, dan keanekaragaman hayati dapat mempengaruhi produksi pangan dan ketahanan iklim.
Masalah lingkungan hidup seperti pengendalian pertumbuhan pada ekosistem akan membebani sumber daya alam dan menyebabkan bencana seperti banjir terutama saat musim hujan datang.
Baca Juga: Tuai Kecaman, Pelaku Pemukulan Kucing Hingga Tewas di Bekasi Berhasil Diringkus Polisi
Selain itu, tingkat konsumsi masyarakat yang cenderung tinggi dan sistem pengelolaan sampah yang belum mapan menjadi masalah utama bagi warga di wilayah perkotaan tak terkecuali Kota Bekasi.
Masalah tersebut akan terus bertambah seiring dengan jumlah penduduk yang mengalami peningkatan. Untuk itu diperlukan solusi cerdas agar penyelesaian masalah dapat lebih cepat dibanding pertumbuhannya.
Solusi cerdasnya yaitu dengan penerapan kolaborasi ekosistem kota yang diimplementasikan dalam konsep smart city.
Sejak tahun 2017, Pemerintah Kota Bekasi akan menerapkan aplikasi smart city tata kelola persampahan. Penerapan tersebut bertujuan untuk memperbaiki layanan publik dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dikutip oleh Pikiranrakyat-bekasi.com dari akun twitter Waste 4 Change, Pemerintah Kota Bekasi kini bekerja sama dengan perusahaan sosial tersebut dalam melakukan pengelolaan sampah yang ramah lingkungan.
Pemerintah Kota Bekasi ingin agar masyarakat turut membantu pemerintah setempat dengan berpartisipasi dalam mewujudkan kebersihan lingkungan.
Smart city dalam penerapannya melibatkan 3 komponen yaitu teknologi, proses, dan manusia. Teknologi berfungsi sebagai komponen yang mempercepat terjadinya perubahan untuk mewujudkan kebersihan lingkungan.
Kemudian solusi dalam mewujudkan perubahannya juga membutuhkan proses dalam aktivitas sehari-sehari. Selain itu, solusi membutuhkan komponen manusia sebagai unit penggerak utama yang akan menerapkan pengelolaan sampah tersebut.
Pemerintah Kota Bekasi berkomitmen untuk selalu bersikap adaptif terhadap perkembangan di era globalisasi ini.
Namun Pemerintah Kota Bekasi juga berharap agar setiap individu masyarakat juga harus kreatif dalam memanfaatkan teknologi.***