Tak Ramai Diberitakan, Perawat Suspect Virus Corona Asal Kabupaten Bekasi Dikabarkan Meninggal Dunia

16 Maret 2020, 06:13 WIB
ILUSTRASI penularan virus corona, corona, COVID-19.* /PIXABAY/

PIKIRAN RAKYAT - Tercatat hingga 14 Maret 2020, berdasarkan data yang dihimpun oleh Humas Jawa Barat, Indonesia telah mengonfirmasi 117 kasus positif virus corona dengan total kematian sebanyak lima orang.

Hingga Minggu, 15 Maret 2020, terdapat 83 Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan 786 Orang Dalam Pemantauan (ODP) di beberapa rumah sakit rujukan pasien virus corona asal Jawa Barat. Selain itu, terdapat 10 pasien positif dengan 2 kematian dan 0 pasien sembuh dari jumlah 117. Salah dua dari 10 pasien tersebut berasal dari Kabupaten Bekasi.

Virus corona memang masih menjadi momok menakutkan secara global, bahkan di Indonesia sendiri. Kasus kematian pertama akibat virus corona di Indonesia telah menimpa seorang warga negara Inggris berusia 53 tahun di Bali.

Pada Sabtu, 14 Maret 2020, seorang warga asal Kabupaten Bekasi yang berprofesi sebagai perawat di salah satu rumah sakit besar di Jakarta dikabarkan meninggal dunia.

Baca Juga: Cuaca Bekasi Hari Ini: Senin 16 Maret 2020, Hujan Sepanjang Hari di Hari Pertama 'Libur' Sekolah Akibat Virus Corona 

Sebelumnya, perempuan 37 tahun itu dinyatakan suspect virus corona dan telah menjalani perawatan.

Sebagaimana dilaporkan sebelumnya oleh Pikiran-Rakyat.com, Juru bicara Pusat Informasi dan Koordinasi virus corona Kabupaten Bekasi, Alamsyah mengatakan, perawat itu dikategorikan sebagai suspect karena pekerjaannya yang rentan dengan orang sakit. Sedangkan, hasil laboratorium tentang sang perawat belum didapat.

“Sampai detik ini kami belum dapat hasil laboratorium dari Balitbangkes Kementerian Kesehatan, jadi kami tidak bisa mengatakan itu positif atau negatif. Jadi bahasanya mah itu sakit kemudian meninggal, jadi masih suspect atau bahasa sehari-harinya itu pasien dalam pengawasan. Kenapa suspect, karena beliau perawat,” kata Alam saat dihubungi, Sabtu 14 Maret 2020.

Alam mengatakan, sang perawat itu sebelumnya telah dirawat selama tiga hari di rumah sakit tempat dia bekerja. Kemudian dirujuk ke RSPI Sulianti Saroso.

Baca Juga: Warga Italia Bernyanyi Massal dan Beri Tepuk Tangan untuk Dokter yang Berusaha Mencari Solusi Virus Corona 

“Dirujuk ke RSPI Sulianti Saroso belum sampai dua puluh empat jam kemudian meninggal,” ucap dia.

Alam menegaskan, tidak ada isolasi wilayah pascameninggalnya suspect tersebut.

“Tidak ada isolasi secara sewilayah. Yang ada keluarga memang melakukan karantina mandiri, keluarga almarhumah berdiam diri di rumah. Kemudian kami juga memantau keluarga atau kerabat yang kontak dengan beliau,” ucap dia.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, perawat itu telah meninggal sejak beberapa hari lalu. Sayangnya, baik pemerintah atau pihak rumah sakit tidak pernah membuka informasi ini. Meninggalnya perawat ini pun terungkap melalui pesan berantai yang akhirnya dapat terkonfirmasi kebenarannya.

Baca Juga: Ahli Mikrobiologi: Virus Corona Bisa Mati oleh Kenaikan Suhu 

Sementara itu, sebagaimana dilaporkan oleh Humas Kabupaten Bekasi, demi mencegah merebaknya virus corona, Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Kabupaten Bekasi (PIKOKABSI) kembali mensosialisasikan penggalangan komitmen pada Jumat, 13 Maret 2020 lalu.

Penggalangan komitmen ditujukan kepada para tenaga medis melalui Kepala Puskesmas dan organisasi profesi se-Kabupaten Bekasi dengan meminta mereka untuk selalu memperbaharui berita terbaru terkait virus corona atau COVID-19, agar masyarakat mendapatkan informasi yang benar-benar resmi dan valid dari otoritas terkait.***

Editor: M Bayu Pratama

Tags

Terkini

Terpopuler