Dalam kunjungannya itu, ia menerima keluhan sejumlah pengrajin tempe, tahu, dan tauge, atas tingginya bahan baku kedelai dan kacang hijau.
Baca Juga: Filler Payudara Dinyatakan Berbahaya, Dokter: Banyak Efek Samping yang Dapat Berakibat fatal
Untuk sementara ini, meskipun di masa pandemi Covid-19, para pengrajin tempe tetap produktif seperti biasa.
Pemerintah daerah pun terus mencoba menyelesaikan permasalahan terkait tingginya harga bahan baku di pasar.
"Kami akan segera menindaklanjuti keluhan ini dengan meneruskannya kepada Wali Kota Bekasi yang kemudian akan diteruskan ke Menteri Pertanian," ucapnya.
Pengrajin tempe Kota Bekasi, Ihsan Budiman mengatakan, pengrajin tempe di wilayahnya mengeluhkan kenaikan harga bahan baku.
Kenaikan bahan baku tersebut semula harganya Rp17.000 per kilogram menjadi Rp38.000 sekilo atau dua kali lipat lebih.
Baca Juga: Filler Payudara Dinyatakan Berbahaya, Dokter: Banyak Efek Samping yang Dapat Berakibat fatal
Kenaikan bahan baku tersebut berimbas pada minimnya pasokan tempe di pasaran.
Biasanya para pengrajin tempe bisa memasok hingga 2,1 ton per hari namun kini produksi mereka jauh berkurang dari biasanya.