Citayam Fashion Week Bisa seperti Hip Hop di Amerika Serikat? Simak Penjelasan Peneliti BRIN

- 19 Juli 2022, 13:18 WIB
Ilustrasi Citayam Fashion Week, peneliti BRIN menanggapi tren tersebut, singgung Hip Hop dan Harajuku.
Ilustrasi Citayam Fashion Week, peneliti BRIN menanggapi tren tersebut, singgung Hip Hop dan Harajuku. /TikTok @abdulsofiallail

“Namun, tak sedikit pula yang berasal dari Jakarta seperti Ancol, Tanjung Priok, dan Cakung. Mereka datang ke kawasan Dukuh Atas untuk mencari teman, pacar, atau sekadar menghabiskan waktu,” katanya.

Menurut Ranny, fenomena serupa sudah pernah terjadi tepatnya di kawasan Blok M pada dekade 1980 hingga 1990-an.

Baca Juga: Bacaan Doa Setelah Sholat Witir, Lengkap dalam Latin dan Terjemahan

“Aktivitas mereka akrab disebut jalan-jalan sore (JJS). Mereka saling adu gaya fesyen dan unjuk kemampuan menari breakdance,” ujarnya.

Tak hanya di Indonesia, nyatanya Jepang juga punya tren sama yakni Harajuku, tren itu bermula di Stasiun Harajuku, Tokyo pada 1964 silam.

Berkaitan dengan tren Citayam Fashion Week tersebut, Ranny menyebut ada potensi yang bisa dikembangkan, salah satunya gaya fesyen jalanan khas Jakarta Raya.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Capricorn dan Cancer, Rabu 20 Juli 2022: Perhatikan Kesehatan Mental

Selain menampilkan akses ruang publik yang mudah, tren itu juga berpeluang melahirkan kelompok pinggiran yang bisa bergaya tanpa banyak biaya.

“Ditambah lagi, pakaian yang dikenakan pun banyak berasal dari merek lokal,” ujarnya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari laman The Conversation.

“Untuk melihat potensi CFW, kita dapat berkaca pada proses lahirnya budaya Hip Hop di Amerika Serikat (AS) pada tahun 70-an hingga 80-an, yang dipelopori remaja Afrika-Amerika di kawasan kota New York,” kata Ranny.

Halaman:

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: The Conversation


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah