Kian Mengkhawatirkan, Ruang Isolasi COVID-19 di Rumah Sakit Bekasi Hampir Penuh

- 15 September 2020, 14:54 WIB
Ilustrasi. Ruang isolasi rumah sakit swasta di Kota Bekasi hampir pemuh.
Ilustrasi. Ruang isolasi rumah sakit swasta di Kota Bekasi hampir pemuh. /PMJ News/

PR BEKASI - Ketersediaan ruang isolasi untuk pasien COVID-19 yang dilengkapi hepa filter dan berventilator di rumah sakit swasta yang rujukan Kota Bekasi dikabarkan mulai berkurang.
 
Ketua Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Kota Bekasi, Eko Nugroho pada Selasa, 14 September 2020, mengatakan saat ini pasien COVID-19 yang dirawat di Kota Bekasi sudah mencapai hampir 500 orang.
 
"Datanya sudah 490 sekian pasien COVID-19 tetapi data itu bergerak terus ya. Ini gejala ringan dan gejala berat. Berarti hampir sebagian besar rumah sakit full, terutama yang butuh ventilator. Jadi kalau misalkan ada kasus berat, Kota Bekasi sudah tidak bisa menampung," kata Eko.

Baca Juga: Tak Mau Kalah dari Vietnam Malaysia Bikin Mobil Listrik Canggih Mykar, Bagaimana Nasib Esemka?

Eko mengatakan ada tiga jenis ruangan isolasi. Pertama ruangan isolasi bertekanan negatif dengan ventilator, lalu ruangan bertekanan negatif tanpa ventilator, dan terakhir ruangan isolasi biasa.
 
Saat ini rata-rata ruangan yang paling banyak tersedia hanya untuk pasien COVID-19 dengan gejala ringan sementara ruang isolasi bertekanan negatif dengan ventilator di rumah sakit swasta rujukan kini semakin terbatas.
 
Padahal kapasitas tempat tidur untuk isolasi pasien gejala ringan hingga berat di rumah sakit swasta Kota Bekasi sudah ditambah seiring penambahan kasus COVID-19.
 
Dari semula hanya ada 199 tempat tidur kini sudah ditambah menjadi 464 tempat tidur isolasi bagi pasien gejala ringan hingga berat sedangkan ruang isolasi dengan ventilator tidak bertambah banyak karena keterbatasan biaya.

Baca Juga: Resep Cara Buat 'Nasi Mandi', Kuliner Lezat Khas Timur Tengah Kesukaan Syekh Ali Jaber 

"Karena menampung gejala berat itu butuh ventilator, butuh alat untuk filter di ruang isolasi dan itu harganya tidak murah," ujarnya yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari situs berita Antara.
 
Dengan kondisi saat ini, dia khawatir akan berimbas pada tingginya kemungkinan angka kematian pasien COVID-19, terutama pasien yang memiliki gejala berat atau memiliki riwayat penyakit bawaan sebab pertolongan pertama untuk pasien COVID-19 yang bergejala berat sulit ditangani.
 
"Kalau berat dan harus pakai ventilator berarti lebih dari 50 persen kemungkinannya (tingkat potensi kematian) secara medis. Kemungkinan selamatnya tipis. Memang takdir di tangan Tuhan tetapi secara medis hitungannya begitu," katanya.
 
Pihaknya berjanji akan tetap melakukan upaya semaksimal mungkin untuk keselamatan pasien COVID-19 meski tempat tidur dengan ventilator terbatas.

Baca Juga: Hadapi PSBB Total DKI Jakarta, Ketua APJI Ingatkan Pengusaha Jasa Boga Terkait Protokol Kesehatan 

Ia juga berharap pemerintah menambah tempat tidur isolasi dengan ventilator untuk menekan angka kematian COVID-19 di Kota Bekasi.
 
"Kita akan lakukan penanganan semaksimal mungkin yang bisa kita lakukan. Semua perkembangan COVID-19 di rumah sakit sudah disampaikan langsung ke Pemkot Bekasi. Jadi, sebetulnya sudah terpikirkan sejak awal oleh Pemkot," ucapnya.
 
"Jadi investasi di bidang alat kesehatan tidak mudah, mahal, maka sedianya pemerintah sudah berupaya meminta sumbangan atau apa gitu untuk beli alat ventilator itu," kata dia.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x