Media Tiongkok Soroti Fenomena Habib Rizieq dan Lawannya, Pengamat: Refleksikan Bangsa yang Krisis

25 November 2020, 09:06 WIB
Habib Rizieq Shihab (berdiri) saat menyapa massa yang menjemputnya di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa, 10 November 2020. /ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

PR BEKASI - Perseteruan antara salah satu artis kenamaan Tanah Air dan Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab mendapat sorotan dari media Tiongkok, South China Morning Post.

Seperti yang diketahui, sejak kepulangan Habib Rizieq dari Arab Saudi pada 10 November 2020, artis yang dimaksud yakni Nikita Mirzani sebagai pihak yang kerap mengkritik segala hal tentang Imam Besar itu.

Salah satu kritik Nikita Mirzani yang mendapat sorotan mengenai penyambutan Habib Rizieq oleh jutaan orang di Bandara Soekarno-Hatta, yang membuat kemacetan di berbagai ruas jalan.

Baca Juga: Tanggal Gajian Tiba, Shopee Gajian Sale Punya Promo Spesial buat Kamu!

Tak hanya itu, media Tiongkok juga menyoroti ceramah Habib Rizieq yang menyinggung masalah pemenggalan kepala di Prancis hingga istilah "lonte" yang diucapkannya untuk menyindir Nikita Mirzani.

Selain membeberkan sejumlah perseteruan antara Nikita Mirzani dan Habib Rizieq, media Tiongkok tersebut juga mewawancarai pengamat terkait fenomena tersebut.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari SCMP, Dosen Sosiologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Najib Azca mengatakan, kemunculan Nikita Mirzani yang mengkritik Habib Rizieq disebabkan karena kurangnya antisipasi pemerintah.

"Polisi, TNI, pemerintah tercengang melihat banyaknya jumlah pendukung yang menyambut Habib Rizieq dan tidak tahu harus berbuat apa. Tapi Nikita keluar untuk mengkritiknya," kata Najib Azca.

Baca Juga: Gagal Sindir Anies Baswedan, Rocky Gerung Sebut Firli Bahuri Bisa Ditertawakan Anak STM

Najib Azca mengatakan, fenomena Habib Rizieq dan kemunculan lawannya, Nikita Mirzani merefleksikan sebuah bangsa yang sedang krisis.

Karena, ada dua segmen masyarakat yang berbeda dan saling menyuarakan pendapatnya dalam dua kepribadian yang berbeda, tapi sayangnya keduanya bukanlah sosok teladan.

"Mereka sama-sama berani, lantang, punya banyak pengikut tapi tidak memiliki integritas dan kualitas lain yang membuat mereka layak menjadi sosok teladan," kata Najib Azca.

Menurutnya, bagi mereka yang tidak puas dengan kinerja pemerintah, kemunculan Habib Rizieq di Indonesia disambut sebagai tokoh oposisi.

Baca Juga: Pesan Lamanya Jawab Cibiran Hari Ini, Anies Baswedan: Tugas Saya Jawab Setiap Kritikan dengan Karya

"Bagi mereka yang tidak senang dengan penanganan pemerintah terhadap pandemi, ekonomi, dan masalah lainnya, Habib Rizieq disambut sebagai tokoh oposisi, karena dia berani, keturunan Arab, dan memiliki atribut agama yang tepat," kata Najib Azca.

Najib Azca menilai, para pendukung FPI, melihat Habib Rizieq sebagai sosok yang bisa memimpin pemerintahan.

Namun menurutnya, pengetahuan Habib Rizieq tidak bisa dibandingkan dengan ulama dari Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.

"Para pengikutnya melihat dia sebagai seseorang yang bisa memimpin pemerintahan. Tapi pengetahuan Habib Rizieq tentang Islam tidak bisa dibandingkan dengan ulama dari NU dan Muhammadiyah," kata Najib Azca.

Baca Juga: Hari Ini 2 Warga di Wilayah Ini Akan Terkena Dampak Pemadaman Listrik, Berikut Jadwal dan Lokasinya

Terakhir, Najib Azca mengatakan bahwa Habib Rizieq mewakili kelompok "Islamis intoleran" yang saat ini jumlahnya terus bertambah, yang bisa saja berpengaruh pada Pemilu 2024.

"Jika tidak ditangani dengan baik, kelompok ini berpotensi menjadi besar dan mempengaruhi serta menentukan hasil Pemilu 2024," kata Najib Azca.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: SCMP

Tags

Terkini

Terpopuler