Ada Selisih Suara Cukup Signifikan, Tim Akhyar-Salman Ungkap Kejanggalan di Pilkada Medan

13 Desember 2020, 20:45 WIB
Wakil Ketua Tim Pemenangan AMAN Gelmok Samosir (ketiga kiri) ketika memberikan keterangan pers di Rumah Pemenangan AMAN, Jalan Sudirman, Medan, Minggu, 13 Desember 2020. /ANTARA/Said/

PR BEKASI - Wakil Ketua Tim Pemenangan Pasangan Calon (Paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan Akhyar Nasution-Salman Alfarisi (AMAN), Gemlok Samosir menjelaskan kejanggalan dalam pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak di Kota Medan, 9 Desember 2020 lalu.

Indikasi kejanggalan tersebut, kata dia, terlihat dari selisih kemenangan paslon urut 02 atas paslon nomor urut 01 yang sejak awal terus bergerak menjauh hingga melewati 10 persen.

Padahal, Gemlok menegaskan, selisih keduanya sangat tipis dan belum diketahui pemenang dalam Pilkada Medan tersebut.

Baca Juga: Sahara Barat Jadi Mahar Maroko untuk Normalisasi Hubungan dengan Israel, Aljazair Kecam AS

"Diduga info data lembaga survei yang dimaksud penuh kejanggalan. Indikasi itu terlihat dari selisih kemenangan paslon nomor urut 02 atas paslon nomor urut 01 ditayangkan sejak awal terus bergerak menjauh hingga melewati 10 persen. Padahal, faktanya selisih keduanya sangat tipis dan belum diketahui pemenangnya," katanya di Medan, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Antara.

Pernyataan tersebut dikeluarkannya sebagai poin pertama atas pernyataan sikap tim pemenangan AMAN sehingga meminta semua pihak untuk tidak mempercayai hasil quick count (hitung cepat) yang disiarkan televisi nasional.

Menurut dia, hal ini menggiring opini terhadap kemenangan paslon tertentu di Pilkada Medan. Hingga kini, tim AMAN menunggu hasil resmi dalam rapat pleno Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Medan pada tanggal 15—17 Desember mendatang.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di China Kembali Alami Kenaikan, Diduga karena Adanya Libur Panjang

Setelah itu, pihaknya mengeluarkan sikap atas hasil pengumuman tersebut.

Saat ini, lanjut dia, tim advokasi yang dibantu tim hukum serta sukarelawan menginventarisasi seluruh temuan akibat pelanggaran pilkada maupun kejahatan pilkada yang diduga dilakukan secara terstrukur, sistemik, dan masif melibatkan aparatur serta dugaan mobilisasi kepala lingkungan, dan organisasi kemasyarakatan pemuda dalam membagi-bagi beras atau sembako.

"Bahkan, diduga uang untuk memilih paslon tertentu," ujarnya.

Baca Juga: Peneliti: Mayoritas TPS di Pilkada 2020 Tercatat Taat Protokol Kesehatan

Ia mengaku bahwa pihaknya juga menemukan adanya indikasi kuat kesengajaan tidak disalurkannya surat undangan pemilih C6 sehingga banyak warga yang gagal dalam menggunakan hak pilihnya.

Hal ini ditandai dengan rendahnya pemilih datang ke tempat pemungutan suara (TPS). Tim AMAN juga menjumpai keganjilan di sejumlah TPS yang dimenangi oleh paslon nomor urut 02 dengan jumlah kehadiran pemilih mencapai angka 100 persen, padahal rata-rata pemilih di Pilkada Medan cuma sekitar 40 persen.

"Kami membuka posko pengaduan pelanggaran kecurangan, bahkan dugaan kejahatan sepanjang sosialisasi hingga hari kampanye, baik berupa foto, rekaman video, maupun kesaksian siapa saja yang ingin berkontribusi menciptakan pilkada yang sehat dan bermartabat," kata Gelmok.

Baca Juga: Tenaga Kesehatan dan Manula di AS Akan Mulai Disuntikkan Vaksin Covid-19 Pfizer Mulai Besok

KPU Kota Medan menetapkan paslon Akhyar Nasution-Salman Alfarisi yang didukung PKS dan Demokrat mendapat nomor urut 01, sedangkan Bobby Nasution-Aulia Rachman diusung PDIP, Gerindra, Golkar, NasDem, PAN, PPP, Hanura, dan PSI mendapat nomor urut 02.

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler