Sebut Ada Politisi Sekuler 'Ugal-ugalan' Umbar Syahwat, Amien Rais: Tidak Ada Moral, Tanpa Agama

7 Januari 2021, 07:04 WIB
Amien Rais menyampaikan urgensi Al-Quran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. /YouTube Amien Rais Official

PR BEKASI - Ketua Umum Partai Ummat Amien Rais menyampaikan pendapatnya terkait pentingnya kitab suci umat Islam, Al-Quran sebagai pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Amien Rais mengatakan, Al-Quran telah mengatur kehidupan manusia paling dasar.

"Dalam mengelola kehidupan memang paling dasar itu adalah Al-Quran," ucap Amien Rais.

Baca Juga: Jadi Ajang Pemanasan Jelang Olimpiade Tokyo, Begini Kesiapan Tim Bulutangkis INA di Thailand Open

Oleh karena itu, seorang mukmin harus melandaskan sikap dan tindakannya pada Al-Quran, termasuk dalam bidang politik.

"Seorang ulama mengatakan bahwa sesungguhnya secara komprehensif Al-Quran itu dipegang oleh kaum muslimin sebagai akidan, tuntunan ibadah, tuntunan politik, kemudian tuntunan akhlak," kata Amien Rais.

Dalam Al-Quran, seorang mukmin diperintahkan untuk menerapkan Islam secara kaffah atau utuh dalam segala aspek.

Baca Juga: Bela Mensos yang Rajin Blusukan, Dewi Tanjung: Bu Risma Bukan Anies Baswedan yang Suka Main Sinetron

Mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut menegaskan bahwa tidak selayaknya ada sekularisasi pada kehidupan, sebagaimana dalam bidang politik.

"Islam itu utuh, total. Tidak bisa dilakukan departementalisasi ini politik, itu ekonomi, ini kehidupan di masjid, itu kehidupan bisnis, ini profan, itu sakral," ucap Amien Rais.

Jika seorang mukmin meninggalkan Al-Quran, lanjut Amien, maka orang tersebut terbelah identitasnya menjadi sekular.

Baca Juga: Heran dengan Temuan Bu Risma, Wagub DKI: Baru Dengar Ada Tunawisma Di Jalan Sudirman-Thamrin

"Kalau kita tidak mengikuti Al-Quran, kita menjadi split personality. Jadi, suatu saat kita megang Al-Quran, di saat lain kita jadi sekular. Kita tiba-tiba jadi pengikut situasional morality," ujar Amien Rais.

Amien menilai, seorang politisi mukmin yang menjaga Al-Quran tidak akan ugal-ugalan mengumbar syahwat untuk berkuasa.

"Kalau orang mukmin pegang Al-Quran itu jadi sebetulnya sudah selesai. Artinya sebagai politisi, dia bukan lantas jadi power hungry. Dia menjadi ugal-ugalan, syahwatnya diumbar, lantas semua dilangkahi tidak ada hukum," kata Amien Rais.

Baca Juga: Menilai Surat Kapolri ke Jokowi, Pengamat: Idham Azis Bukanlah Sosok Pencari Jabatan

Selain itu, Amien Rais mengungkap bahwa politisi yang meninggalkan Al-Quran dengan kata lain telah sekular dan bahkan atheis.

"Kalau kita sekuler atau atheis semua jadi permisif, semua jadi OK, tidak ada resiko apapun. Silakan, tapi tentu akan berakhir pada kehancuran," tutur Amien Rais.

Penilaian tersebut Amien sebutkan mengingat peristiwa penembakan enam laskar FPI dengan polisi di tol Jakarta-Cikampek beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Risma Blusukan dan Temui PMKS, Wagub DKI Heran: Saya Baru Dengar Ada Tunawisma di Sudirman-Thamrin

"Kemudian jadi pengikut LGBT, atau kemudian memfitnah orang dengan entengnya, atau katakanlah melanggar HAM dengan sangat bengis," ucap Amien Rais.

Amien juga menegaskan bahwa langkah dan kebijakan politik itu dasarnya harus dilandaskan pada agama.

"Itulah mengapa saya sejak dulu, kalau bisa, mencantolkan langkah dan perjuangan kita dengan yang lebih tinggi, yaitu Al-Quran. Karena politik itu dasarnya moral, moral itu dasarnya agama. Tidak ada moral, tanpa agama," ujar Amien Rais dalam kanal YouTube-nya, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com pada Kamis, 7 Januari 2021.

Baca Juga: Tanggapi PSBB Jawa Bali, Sri Mulyani: Istilah Gas dan Rem Sangat Penting Tangani Covid-19

Pada penutupnya, Amien mengaku sikap dan langkah politiknya selalu didasarkan pada Al-Quran.

"Saya suka sekali mengatakan tegakan keadilan, lawan kezaliman. Itu semua saya ambil dari Al-Quran," kata Amien Rais.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: YouTube Sobat Dosen

Tags

Terkini

Terpopuler