Dua Kader PDIP Diduga Terlibat Korupsi Dana Bansos, Rocky Gerung: Saya Enggak Persoalkan Nilainya

20 Januari 2021, 16:51 WIB
Pemerhati politik Rocky Gerung tanggapi isu dana bansos bernilai besar. /Tangkapan layar Youtube.com/VJP

PR BEKASI - Pengamat politik Rocky Gerung menanggapi isu seputar dugaan korupsi kader PDI Perjuangan terkait kuota bantuan sosial (bansos) dengan nilai yang besar.

Rocky dalam percakapannya bersama jurnalis senior Hersubeno Arief dalam kanal Youtube Rocky Gerung Official, sempat membahas isu yang beredar perihal keterlibatan kader PDIP lain dalam dana bansos.

Meski begitu Hersubeno Arief memberi keterangannya bahwa isu terkait dengan dua kader PDIP masih dalam dugaan saja dan belum terbukti benar.

"Berkaitan dengan hukum, kita menyebut yang kasus dua orang ini Herman Hery dan Ihsan Yunus masih dugaan ya, karena ini masih proses. Kalau Juliari sudah (terbukti), dia kasusnya korupsi ya, sudah ditetapkan oleh KPK," kata Hersubeno Arief.

Baca Juga: Mengerikan! Penemuan Terbaru, Peneliti Sebut Covid-19 Jenis Afrika Selatan Kebal Terhadap Vaksin 

Menanggapi persoalan dana besar dalam praktik korupsi, Rocky menilai bahwa kuantitas bukanlah yang terpenting, baik nilainya besar maupun kecil.

"Saya sebetulnya enggak persoalkan nilainya. Bahkan Rp100.000 pun dikorupsi oleh PDIP, itu artinya menghina rakyat. Karena dia partai rakyat, jadi sebetulnya pada PDIP kuantitas tidak berlaku, yang berlaku adalah kualitas korupsinya, itu," kata Rocky Gerung seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kanal Youtube Rocky Gerung Official, Rabu, 20 Januari 2021.

Rocky sendiri menganggap oknum yang melakukan tindak pidana korupsi sebagai orang yang mengabaikan rakyatnya.

"Artinya si tokoh PDIP ini waktu dia memutuskan untuk korupsi, dia mengabaikan seluruh beban moral yang diberikan oleh rakyat kepadanya. Itu aja tuh," kata Rocky.

Baca Juga: Ditemukan di Pemakaman Mesir Kuno, ‘Kitab Kematian’ Ini Berisi Contekan Tanya-Jawab di Akhirat Kelak

Diilustrasikan Rocky, oknum koruptor seperti seseorang yang mencuri barang-barang yang dikumpulkan milik pemulung yang sedang tertidur. Karena itu Rocky menganggap para koruptor sebagai orang yang telah menghina peradaban.

"Jadi secara moral itu yang disebut sebagai pengkhianatan moral tertinggi, artinya di dalam pikiran dia memang sudah koruptif itu. Mau Rp100.000 kek segala macem, jadi itu soalnya tuh, karena ini partai wong cilik," kata Rocky.

Padahal menurut Rocky, banyak tokoh nasional di masa lalu yang hidup dalam kesederhanaan dan bisa dijadikan pelajaran.

"Kita ingin ingatkan terus bahwa ada bung Karno yang hidup miskin, bung Hatta yang bahkan untuk membeli sepatu dia mesti nabung bertahun-tahun dan dia simpan keinginan itu tuh. Sutan Sjahrir mati di penjara dalam keadaan miskin," kata Rocky.

Baca Juga: Jalani Sidang Cerai Pertama, Rohimah: Bang Kiwil Masih Berharap Meggy Wulandari Kembali pada Beliau

Selain itu tokoh lainnya yang juga bisa menjadi pelajaran, seperti disebutkan Rocky, yaitu Haji Agus Salim yang tidak memiliki rumah dan harus sewa sana-sini, Raden Mas Hadji Oemar Said Tjokroaminoto yang menjadikan rumahnya terbuka bagi pemulung untuk berdiskusi politik di Surabaya.

Selain itu disebutkan Rocky juga perihal keteladanan Haji Samanhudi di Solo untuk membela rakyat kecil dari rongrongan konglomerat lokal.

 "Itu semua terjadi 30 tahun sebelum merdeka tuh. Jadi Indonesia punya basis keadilan sosial yang membekas dalam sejarah," kata Rocky.

Karena itu hadirnya partai yang lahir di era reformasi dan melakukan praktik korupsi bahkan dengan dana besar, menurut Rocky merupakan hal yang 'absurd'.***

Editor: Puji Fauziah

Tags

Terkini

Terpopuler