Singgung Orang-orang yang Berfoto 'Party' Bebal, Zubairi Djoerban: Apakah Anda Tidak Khawatir?

21 Januari 2021, 06:10 WIB
Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban membagi kedalam 2 kategori orang-orang yang melanggar protokol kesehtan Covid-19. /Instagram/@profesorzubairi

PR BEKASI - Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zubairi Djoerban mengungkapkan hasil pengamatannya selama pandemi ini yang tidak biasa.

Zubairi Djoerban menyampaikan bahwa ada karakter pada orang-orang yang masih melanggar protokol kesehatan (prokes) Covid-19 yang telah ditetapkan. 

Dirinya membagi para pelanggar prokes Covid-19 tersebut ke dalam dua kategori. Hal itu ia jelaskan dalam cuitan di akun Twitter pribadinya @ProfesorZubairi pada Rabu, 20 Januari 2021.

Baca Juga: Liga 1 Resmi Dibatalkan, Persib Ingin Kompetisi Sepakbola di Tanah Air Lakukan Pembenahan

"Selama pandemi, saya perhatikan, ada dua jenis orang bebal (keras kepala)," kata Zubairi Djoerban.

Ia menjelaskan bahwa kategori orang bebal pertama merupakan mereka yang tidak mengetahui perihal protokol kesehatan covid-19 sebagaimana yang telah ditetapkan, tetapi mereka juga tak mencari tahu perihal protokol itu.

"Pertama, mereka yang tidak tahu dan tahu bahwa mereka tidak tahu," ungkapnya.

Terkait kategori orang bebal kedua, Zubairi Djoerban  mengungkapkan bahwa orang seperti ini yang cukup banyak ditemui.

Baca Juga: Dugaan Korupsi Rp43 Triliun di BPJS Ketenagakerjaan, Marzuki Alie: Lebih Buruk dari Hewan!

"Dan kedua, mereka yang tidak tahu dan tidak tahu bahwa mereka itu tidak tahu. Nah, sayangnya, jenis yang kedua ini cukup banyak," lanjutnya.

Kategori orang tersebut lah yang menurut Zubairi Djoerban dapat dengan santainya melanggar protokol kesehatan yang telah ditetapkan tanpa tahu dan khawatir dengan akibat yang akan ditimbulkan akibat ketidaktahuannya tersebut kepada orang lain.

"Sebab itu, saya masih sering lihat orang-orang nongkrong tidak berjarak dan tanpa masker di jalan, foto-foto party, hadir di pernikahan yang melebihi batas aturan, dan lain-lain," jelasnya.

Tehadap orang tersebut dirinya merasa heran padahal kini kondisinya Indonesia sungguh dalam kondisi darurat Covid-19.

Baca Juga: Kejati Tahan Warga Negara Asing Terkait Kasus Korupsi Penjualan Aset Tanah di Labuan Bajo

"Padahal positivity rate di Indonesia konsisten di atas 25%. Anda tidak khawatir?" ungkap Zubairi, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari cuitan akun Twitter @ProfesorZubairi, Kamis, 21 Januari 2021.

Soal pembatasan dan vaksin yang telah berjalan, Zubairi Djoerban turut mengimbau agar masyarakat tetap mawas diri dengan Covid-19.

Ia menegaskan bahwa kedua hal itu bukan jaminan untuk kita tidak akan terpapar oleh virus Corona itu.

"Memang, vaksinasi telah berjalan. Pembatasan yang namanya PSBB atau PPKM atau apa namanya itu juga berjalan. Namun, kita tahu, keduanya bukan game changer dalam waktu dekat. Di lapangan, rumah sakit itu penuh dan kasus klaster keluarga meningkat tajam. Harus hati-hati banget," lugasnya.

Baca Juga: Baru Memasuki Babak Pertama, Andalan Indonesia Berguguran di Toyota Thailand Open 2021

Sebelumnya, berulang kali, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa momentum vaksinasi adalah game changer pengendalian pandemi namun memerlukan kolaborasi dari masyarakat.

Diketahui hingga hari ini pukul 16.18 WIB, terhitung angka kasus aktif Covid-19 di Indonesia sejumlah 149.388 kasus. Sedangkan secara kumulatif terdapat 939.948 kasus positif Covid-19 di negara ini.

Adapun kasus pasien sembuh hingga hari ini berjumlah 763.703 orang yang telah sembuh dari Covid-19. Lalu terdapat 26.857 orang pasien yang meninggal akibat Covid-19 ini.***

Editor: M Bayu Pratama

Tags

Terkini

Terpopuler