PR BEKASI - Sekretaris Jenderal Perhimpunan Pergerakan Indonesia, I Gede Pasek Suardika, menyampaikan permasalahan mengenai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) di dalam Partai Demokrat sudah ada sejak masa Anas Urbaningrum dinyatakan sebagai Ketua Umum.
Gede Pasek mengatakan bahwa, mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah menyiapkan sedemikian rupa jika hal itu lepas maka kekuasaan pasti akan ada di tangannya.
"Jadi kalau dibagi empat kekuasaan Demokrat pasca Kongres di Bandung, itu 3 dipegang oleh Pak SBY dan 1 dipegang oleh Mas Anas. Ketua Dewan Pembina, Majelis Tinggi, Kehormatan dipegang SBY, Mas Anas Ketua Umum," kata Gede Pasek, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube Akbar Faizal Uncensored pada Jumat, 26 Maret 2021.
Baca Juga: Tak Setuju Dibanding dengan Amanda Manopo, Memes Prameswari: Setiap Perempuan Itu Beda-beda
Dia menyatakan ketika penyusunan pengurus Anas Urbaningrum pun harus berbagi untuk menghindari faksionalisasi yang ada.
Maka dari itu menggunakan pola perangkulan sehingga pada akhirnya pengurus harian terbatas dibagi lagi menjadi tiga.
Dia mengatakan untuk membayangkan, ketika Anas Urbaningrum yang seharusnya menjadi pemilik kekuasaan di Partai Demokrat sebagai pemenang Kongres, tetapi di kekuasaan puncaknya harus dibagi empat dan yang 3 dikuasai oleh SBY.
"Di kekuasaan atau pengurus harian dibagi lagi menjadi tiga faksinya AU, faksinya MA, dan faksinya AM. Dalam desain kepengurusan seperti itulah kemudian dinamikanya sebetulnya sudah mulai berjalan, yang kita seringkali tidak membacanya dengan baik," ucap Gede Pasek.
Dia menyebut kompetisi yang terjadi ini keras dan SBY sudah mulai merasa terganggu.
Baca Juga: Stabilkan Harga Cabai Jelang Ramadhan, Disperdag Kabupaten Bekasi Terus Pantau Harga
Terlebih setelah Muscab dan Musda selalu dimenangkan oleh pihak yang didukung oleh Anas Urbaningrum.
Hingga akhirnya mencapai puncak pada saat Musda di Sulawesi Utara, yang dikatakannya sebagai puncak kemarahan SBY terhadap Anas Urbaningrum.
Ketika itu, SBY sampai mengirim pesan melalui blackberry messenger (bbm) untuk membuat perhitungan dengan Anas Urbaningrum, yang dikatakan oleh Muhammad Rahmad bahwa isi pesan itu adalah 'Anda tidak loyal, saya sangka Anda loyal".
"Kurun waktu dari 2011-2012 sebenarnya eskalasi untuk menurunkan Anas itu sudah muncul, ketika kemudian Nazar masuk menyebut nama Anas, inilah kemudian deras sekali tetapi proses penyingkiran Anas waktu itu masih halus, SBY tidak langsung turun tangan," kata Gede Pasek.***