KKB Kerap Lakukan Pemalakan Terhadap Kios Warga Pendatang di Pegunungan Papua

10 April 2021, 18:44 WIB
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dikabarkan sering melakukan tindakan pemalakan terhadap kios milik warga pendatang di Papua. / Bidhumas Polda Papua/

PR BEKASI – Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua dikabarkan sering melakukan aksi pemalakan terhadap para warga pendatang yang membuka kios di wilayah pegunungan Papua.

Hal tersebut dikatakan oleh pihak keluarga Oktavianus Rayo yang merupakan seorang guru korban penembakkan di Beoga, Kabupaten Puncak, Papua oleh KKB.

"Di sini mereka sering mengancam kios-kios pendatang untuk menyerahkan uang Rp20 juta rupiah per kios," kata pihak keluarga Oktavianus Rayo berinisial RS pada Sabtu, 10 April 2021, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.

Baca Juga: MUI: Dalam Islam Itu Radikalisme Tidak Senantiasa Dianggap Sesuatu yang Negatif

Dirinya menambahkan, aksi penembakkan yang dilakukan KKB terhadap Oktavianus Rayo dan Yonatan Rende merupakan modus merek untuk menutupi tindakan kejahatan kemanusiaan yang mereka lakukan.

"Tuduhan KKB kepada korban penembakan sebagai mata-mata aparat keamanan hanyalah modus KKB untuk menutupi kejahatan kejinya terhadap korban. Itu hanya modus KKB," katanya.

Diketahui, kedua guru tersebut hanya menjalankan tugas sebagai guru dengan niat mulia untuk mencerdaskan anak anak pedalaman di kabupaten Puncak, Papua.

Baca Juga: Dikecam Warganet Gara-gara Pakai Tanjak Melayu dan Hot Pants, Keanu Agl: Saya Tidak Tahu

Hal tersebut dikatakan oleh Kepala Humas Satgas Nemangkawi, Komisaris Besar Polisi M Iqbal Alqudussy.

"Tidak ada bukti kedua guru tersebut sebagai mata-mata aparat. Siapapun yang punya hati nurani pasti tidak akan membenarkan penembakan keji tersebut," katanya.

Iqbal Alqudussy kemudian mengucapkan belasungkawa terhadap penembakan yang menewaskan dua orang guru tersebut.

Baca Juga: Heran Pendakwah Penebar Kebencian Masih Diberi Panggung' Gus Nadir: Masih Banyak Ulama Moderat dan Cinta NKRI

"Saya sebagai manusia sangat berduka dan prihatin terhadap keluarga almarhum," kata Iqbal Alqudussy.

Sebelumya, diketahui peristiwa serupa pernah juga terjadi tepatnya pada 22 Mei 2020, ada tenaga medis yang sedang menangani Covid-19 ditembak karena dilabeli intel oleh kelompok bersenjata.

Iqbal Alqudussy menyatakan tindakan yang dilakukan KKB di Papua tersebut merupakan salah satu bentuk pelanggaran hak asasi manusia.

Baca Juga: Arkeolog Mesir Temukan Kota Kuno Zaman Amenhotep III yang Disamakan dengan Pompeii

"Tindakan-tindakan KKB ini juga termasuk kategori pelanggaran Ham yang tidak dibenarkan," katanya.

Diketahui, kebutuhan logistik yang dibutuhkan oleh KKB saat ini semakin tergantung pada hasil pemerasan ke warga

Hingga kini mereka juga tidak lagi kebagian dana otonomi khusus sejak ada larangan tegas dari Kementerian Dalam Negeri kepada pemerintah daerah untuk tidak menyalahgunakan Dana Otsus Papua.

Baca Juga: Sebut Dewakan Investasi dan Kerdilkan Riset, Pakar: Mimpi Mau Punya Silicon Valley, Nyenyak Tidurnya?

"KKB ini pintar memanfaatkan media. Setelah eksekusi korban. Lalu update ke media sosial sebagai sebuah kebanggaan dengan menggiring informasi seolah-olah tindakan mereka sudah benar untuk mencari dukungan publik," katanya.

"Sebenarnya cara-cara tersebut sudah terbaca oleh rekan-rekan media, tetapi masih ada juga media yang masih termakan dengan penggiringan informasi KKB." sambungnya.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler