PR BEKASI - Pengamat Politik Hendri Satrio menilai, ada satu pejabat negara yang kini tengah dag-dig-dug karena mencuatnya isu reshuffle kabinet, yakni Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko yang dianggap kontroversial dan bikin gaduh di tengah publik.
Menurut Hendri Satrio, sejak periode pertama pemerintahan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) paling tidak suka kalau ada bawahannya yang sering membuat gaduh di tengah publik.
Hal itu disampaikan Hendri Satrio saat menjadi narasumber di acara "Dua Sisi" bertajuk "Drama Reshuffle" pada Kamis, 15 April 2021.
"Saya sih berpegang pada kebiasaan yang saya amati di Pak Jokowi, biasanya kalau gaduh terus kontroversial, biasanya beliau sudah gak suka," kata Hendri Satrio, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari tayangan kanal YouTube tvOneNews, Jumat, 16 April 2021.
"Kalau kita lihat, yang gaduh-gaduh itu termasuk bosnya Pak Ngabalin (Moeldoko), dan itu dalam kondisi yang pasti bikin dag dig dug orang yang bersangkutan," sambungnya.
Namun, pernyataan Hendri Satrio itu dibantah oleh Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin, yang menyebut bahwa Moeldoko baik-baik saja dan normal-normal saja di tengah panasnya isu reshuffle kabinet.
"Enggak (dag-dig-dug), normal aja, tadi juga bagus, beliau (Moeldoko) juga baik. Besok juga saya akan sama-sama dengan beliau meeting," kata Ali Mochtar Ngabalin.
Ali Mochtar Ngabalin pun menjelaskan bahwa Moeldoko tidak pernah mencari keuntungan politik dari jabatan yang diembannya sebagai Kepala KSP.
"Makanya saya dari awal bilang, yang paling penting dari Pak Moeldoko itu bahwa beliau tidak mengkapitalisasikan pangkat dan jabatannya di KSP sebagai kepala. Itu yang paling pokok," kata Ali Mochtar Ngabalin.
Lebih lanjut, Ali Mochtar Ngabalin menjelaskan bahwa semua program yang diperintahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa dijalankan dengan baik oleh Moeldoko.
"Karena semua program-program strategis yang diperintahkan oleh Bapak Presiden bisa berjalan dengan baik. Itu sebabnya, kalimat-kalimat kegaduhan itu sangat identik kalau beliau mengkapitalisasikan. Ini kan tidak ada," tutur Ali Mochtar Ngabalin.
"Karena tidak mungkin orang di luar itu jauh lebih tahu daripada kami yang ada di KSP tentang leadership-nya Pak Moeldoko," sambungnya.
Namun, Hendri Satrio tidak yakin dengan apa yang disampaikan Ali Mochtar Ngabalin, mengingat rekam jejak Moeldoko yang ikut terlibat kudeta Partai Demokrat.
"Tapi kan susah Bang Ngabalin, kalau kita percaya bahwa Pak Moeldoko tidak mengkapitalisasi jabatan KSP-nya. Saya yakin kalau bukan jabatan KSP, enggak berani tuh," kata Hendri Satrio.
Ali Mochtar Ngabalin pun berusaha membela Moeldoko dengan menyebut bahwa tidak ada yang perlu diragukan dari kapasitas kepemimpinan yang dimiliki Moeldoko.
"Enggak juga, ini mantan panglima, bintang empat, apa yang kurang dari kapasitas yang beliau miliki," ujar Ali Mochtar Ngabalin.
Sementara itu, Hendri Satrio berpandangan bahwa akan lebih bagus bagi Moeldoko untuk mengundurkan diri dari KSP.
"Makanya menurut saya, kalau mundur, beliau (Moeldoko) lebih bagus," ujar Hendri Satrio.***