Oksigen KRI Nanggala-402 Bertahan hingga Besok, Kapuspen: Tidak Bisa Spekulasi, Kita Upayakan Dulu

23 April 2021, 15:39 WIB
Kapuspen TNI Mayor, Jenderal TNI Achmad Riad memberikan keterangan terkait ketersediaan oksigen dan penggunaan sonar dalam pencarian KRI Nanggala-402. /Fikri Yusuf/ANTARA FOTO

PR BEKASI – Tanda-tanda baik dalam pencarian kapal selam milik TNI, KRI Nanggala-402 belum juga ditemukan.

TNI memaksimalkan pencarian dengan mengandalkan kapal yang memiliki teknologi membaca sonar.

Kapuspen TNI Mayor, Jenderal TNI Achmad Riad juga menanggapi soal ketersediaan oksigen yang hanya bertahan 72 jam, dalam kata lain hanya bertahan hingga Sabtu, 24 April 2021 besok.

Riad tidak mau berspekulasi dan hanya mencoba memaksimalkan upaya pencarian hari ini, agar segera bisa menangkap posisi kapal.

Baca Juga: Di Tengah Prahara Rumah Tangga Sule dan Nathalie Holscher, Rizky Febian Curhat Rindu Sosok Ibu Kandung

"Kita upayakan saja dulu, dan tidak bisa memberikan spekulasi terkait itu, dengan batal waktu sampai besok. Dan kita maksimalkan hari ini untuk segera bisa menangkap posisi-posisi," katanya, sebagaimana dikutip Pikiran-Rakyat Bekasi.com dari Antara, Jumat, 23 April 2021.

Ia juga mengatakan dalam proses pencarian ini melalui sublock, submiss dan subsar posisi kapal KRI Nanggala-402 dalam posisi submiss.

"Saat ini kita masih ada di posisi submiss ya, jadi istilahnya hilang posisinya, karena ini teknis, saya belum tanyakan sampai ke situ ya," tuturnya.

Salah satu cara untuk menemukan posisi kapal KRI Nanggala-402 adalah dengan teknologi sonar. Hal itu disampaikan Achmad Riad dalam konferensi pers di Base Ops Lanud Ngurah Rai, Badung, Bali pada hari ini.

Baca Juga: Tak Perlu Oven, Resep Chocolate Cookies Ini Cocok jadi Salah Satu Kue Lebaran 2021

"Untuk saat ini diutamakan kapal-kapal yang memiliki kemampuan membaca sonar, memang tidak semua kapal yang memiliki kemampuan membaca sonar, kapal-kapal yang ini diharapkan dari data awal akan digelar, yang jelas digelar di wilayah-wilayah tersebut," tuturnya.

Sebagai informasi tambahan, sonar adalah sistem yang menggunakan gelombang suara bawah air yang dipancarkan dan dipantulkan untuk mendeteksi dan menangkap objek dibawah laut.

Riad juga mengatakan proses pencarian yang dilakukan oleh KRI Rimau, akan dibantu dengan KRI-KRI lain yang memiliki teknologi untuk membaca sonar. Sonar ini menjadi penting karena posisi kapal yang sudah diam, sehingga hanya bisa ditangkap oleh sonar.

"Dari penyisiran secara luas, bisa saja arus bawah laut membawa semuanya. Karena dari pencarian kemarin ini ada KRI Rimau dan nantinya akan diperkuat dengan KRI-KRI lain yang memang bisa mendeteksi dari mana titik-nya. Dan memang kapalnya kan sudah diam, tidak ada suara dan hanya sonar yang bisa menangkap." tuturnya.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler