PR BEKASI - Aktivis Molekul Pancasila, Nicho Silalahi, menanggapi soal ditemukannya serpihan dari KRI Nanggala-402.
Nicho Silalahi menyampaikan bahwa dengan ditemukannya serpihan Nanggala-402, justru semakin membuat nalurinya berpikir jauh.
"Dengan ditemukannya serpihan, justru semakin membuat naluri liarku berpikir jauh," kata Nicho Silalahi, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari akun Twitter @Nicho_Silalahi pada Sabtu, 24 April 2021.
Dia mempertanyakan apakah kapal selam tersebut benar-benar tenggelam atau ada skenario lain seperti sengaja ditenggelamkan.
"Benarkah kapal itu tenggelam atau sengaja ditenggelamkan oleh kapal lain?," katanya.
Dia pun mencoba mengingatkan mengenai ditemukannya drone beberapa waktu yang lalu.
Baca Juga: Eksodus ke Indonesia, Kapolda Janji Akan Awasi WN India yang Lakukan Isolasi Mandiri di Jakarta
Tak hanya itu, Nicho Silalahi juga menyampaikan perihal kondisi Laut Natuna Utara yang semakin memanas beberapa waktu terakhir ini.
"Masih ingat penemuan drone laut beberapa waktu lalu? Bukankah saat ini Laut China Selatan semakin memanas?," katanya.
Sebelumnya, dia pernah mengunggah twit perihal imajinasi liarnya mengenai kondisi fenomena dari Nanggala-402.
Imajinasi yang pertama adalah adanya propaganda yang dilemparkan hanya untuk menaikkan anggaran pembelian alutsista.
"Imajinasi liarku membaca fenomena. 1. Cuma propaganda untuk menaikkan anggaran pembelian alutsista doang," katanya.
Sementara yang kedua adalah, terkena tembakan torpedo karena memanasnya Laut Natuna Utara.
Baca Juga: Sebuah Analisis, Pakar AS Ungkap Alasan Mengapa Kapal Selam KRI Nanggala 402 Sulit Ditemukan
"2. Kena tembak torpedo karena memanasnya Laut China Selatan (jika benar betapa malunya bangsa ini ditembak di negeri sendiri)," papar Nicho Silalahi.
Cuitannya itu pun mendapat tanggapan dari seorang warganet yang menceritakan kalau dia melihat seorang pakar kelautan dari ITS di salah satu televisi.
Dikatakan warganet tersebut, analisis yang dikemukakan oleh pakar kelautan itu lebih masuk akal.
Baca Juga: Hindari Kerumunan, Umat Islam Disarankan Salat Ied Berjamaah di Lapangan Terbuka
Insiden hilangnya kontak Nanggala-402 terjadi saat proses penembakan torpedo, dan disebutnya itu sebagai momen paling krusial pada kapal selam.
"Pintu dalam torpedo diperkirakan tak menutup rapat (rusak? lalai?)," jelas warganet tersebut.
Nicho Silalahi pun menanggapi balasan tersebut dengan menyebut rasional, dan mengatakan untuk menunggu rekaman percakapan dengan pusat komando.
"Rasional, jika begitu kita tunggu rekaman percakapan dengan pusat komando, itu bisa membuka tabir ini," ujarnya.***