Joe Biden Tolak Keputusan Bersama PBB soal Israel-Palestina, Prabowo Merasa Tak Kaget

14 Mei 2021, 12:02 WIB
Ketua tim pelaksana KKIP, Johanes Suryo Prabowo (Kiri-kacamata hitam)komentari soal kabar Amerika yang tolak keputusan PBB soal Israel dan Palestina. /Instagram/@suryoprabowo2011

PR BEKASI - Ketua Tim Pelaksana Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), Johanes Suryo Prabowo turut mengomentari Amerika Serikat yang menolak keputusan bersama Dewan Keamanan PBB soal konflik Israel dan Palestina.

Prabowo mengaku tidak heran jika Amerika menolak pernyataan tersebut.

Seperti yang diketahui Amerika adalah salah satu negara yang mendukung keinginan kaum Yahudi untuk mendirikan negara Yahudi alias Israel.

Baca Juga: Jerit Tangis Anak Palestina Pecah Ketika Ada Ledakan Bom di Rumahnya, Indadari: Selamatkan Mereka ya Rabb

"Tuh kan .....," cuit Johanes Suryo Prabowo sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari akun Twitter @JSuryoP1, Jumat, 14 Mei 2021.

Seperti yang telah diketahui, Dewan Keamanan PBB kembali mengadakan pertemuan darurat pada Rabu, 12 Mei 2021 waktu setempat untuk membahas serangan antara Israel dan Palestina.

Pertemuan tersebut kembali tak menghasilkan keputusan bersama karena tentangan dari Amerika Serikat.

Baca Juga: Alissa Wahid Sebut Kekejaman yang Dilakukan Israel terhadap Palestina Didukung 'Pemain Global'

14 dari 15 anggota Dewan Keamanan PBB setuju mengeluarkan deklarasi bersama supaya bisa mengurangi ketegangan.

Namun, Amerika melihat pertemuan yang dilakukan Dewan Keamanan PBB sebagai tanda keprihatinan.

Sumber yang enggan disebutkan namanya mengatakan pernyataan atau deklarasi bersama tidak akan membantu meredakan tensi antara Israel dan Palestina.

Baca Juga: Pakai Sorban Berbendera Palestina di Idul Fitri, Anies Baswedan: Mereka Kini Bersujud dalam Suasana Tegang

"AS aktif terlibat dalam diplomasi di belakang layar dengan semua pihak dan seluruh kawasan untuk mencoba meredakan situasi. Pada tahap ini, pernyataan Dewan akan menjadi kontraproduktif," kata sumber yang tidak mau disebutkan namanya tersebut.

Hal tersebut membuat beberapa negara anggota Dewan dari Eropa yakni Norwegia, Estonia, Prancis, dan Irlandia, mengeluarkan pernyataan resmi bersama pada Rabu malam tersebut.

"Kami mengutuk penembakan roket dari Gaza terhadap penduduk sipil di Israel oleh Hamas dan kelompok militan lainnya yang sama sekali tidak dapat diterima dan harus segera dihentikan," bunyi pernyataan bersama tersebut.

Baca Juga: Ceritakan Pengalaman Mengerikan Saat di Palestina, Via Valen: Tiap Hari Suasana Terasa Mencekam

"Jumlah besar korban sipil, termasuk anak-anak, dari serangan udara Israel di Gaza, dan kematian Israel akibat roket yang diluncurkan dari Gaza, mengkhawatirkan dan tidak dapat diterima. Kami menyerukan Israel untuk menghentikan aktivitas pembongkaran dan penggusuran, termasuk di Yerusalem Timur," tulis mereka menambahkan.

Lebih lanjut, Dewan Keamanan PBB juga akan menggelar pertemuan baru dalam waktu dekat.

"Palestina telah meminta pertemuan publik," kata seorang diplomat.

Pertemuan baru itu sebagai upaya mencoba berkontribusi bagi perdamaian serta agar Dewan Keamanan PBB dapat bersuara dan menyerukan gencatan senjata.

Baca Juga: Kecam Aksi Kekerasan Israel terhadap Palestina, Bella Hadid: Ini tentang Kemanusiaan!

Pertemuan itu diperkirakan bisa diselenggarakan paling cepat Jumat, 14 Mei 2021 oleh China yang saat ini menjadi ketua Dewan Keamanan PBB.

Duta Besar Palestina untuk PBB Riyad Mansour menuliskan sepucuk surat bagi petinggi organisasi tersebut pada Rabu, 12 Mei 2021.

Ia memohon agar Dewan bisa segera bertindak dan meminta Israel menghentikan serangan terhadap penduduk sipil Palestina, termasuk di Gaza.

Dewan Keamanan PBB diketahui juga telah menggelar pertemuan darurat pada Senin, 10 Mei 2021.

Baca Juga: Khabib Nurmagomedov Bela Palestina: Tak Perlu Jadi Muslim untuk Mendukung Gaza

Kala itu, AS juga menolak usulan Tunisia, Norwegia, dan China menerbitkan permintaan semua pihak menahan diri dari provokasi.

Tembakan roket dan kerusuhan di kota-kota campuran Yahudi-Arab telah memicu kekhawatiran akan kekerasan mematikan antara Israel dan Palestina yang dapat berubah menjadi perang skala penuh.

Serangan dan kekerasan tersebut telah menewaskan sedikitnya 65 orang di Gaza, termasuk 16 anak-anak, dan tujuh di Israel, termasuk seorang tentara dan satu warga negara India.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Twitter @JSuryoP1

Tags

Terkini

Terpopuler