Cak Nun Sebut Idul Fitri Mustahil Didapatkan: Kita Belepotan Cebong, Belepotan Kadrun

14 Mei 2021, 19:13 WIB
Cak Nun menyebutkan Idul Fitri mustahil didapatkan jika tanpa kehendak Allah. / PR Bekasi/M Hafni Ali Fahmi/

PR BEKASI - Tokoh intelektual muslim Emha Ainun Najib, yang kerap disapa Cak Nun, untuk mencapai Idul Fitri harus mempunyai jiwa yang paradoks, jiwa yang iftitah, jiwa yang bertaransformasi.

Cak Nun melanjutkan, hal itu agar Idul Fitri dihadapi dengan kondisi jiwa yang tepat, dan mengibaratkan Idul Fitri dengan rasa manis.

Jika lidah tidak dapat merasakan manis maka tidak mendapatkan rasa tersebut. Cak Nun menyampaikan puasa untuk memfitrikan lidah.

"Hati kita, pikiran kita, agar supaya rasa indahnya hari raya itu kita rasakan. Karena kalau Anda lihat-lihat hari raya Idul Fitri itu kan ghaib. Fitri itu apa sebenarnya? rumangsamu," katanya.

Baca Juga: Buat Pernyataan Kontroversial Soal Babi dan Wayang, Begini Penjelasan Cak Nun

Dijelaskan olehnya bahwa sekarang ini masyarakat merayakan Idul Fitri dengan cara saling memaafkan, halal bihalal, dan mudik untuk bersatu kembali dengan keluarga.

"Itu level pertama, level kultural, level beberayan tapi dia belum level rohaniyah. Kalau level rohaniyah yang dinamakan Idul Fitri kan kembali ke fitri," ucapnya, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube CakNun.com pada Jumat, 14 Mei 2021.

Dia mengungkapkan, jika ditelaah secara ilmu, fitri itu adalah ketika seseorang kembali menjadi makhluk sebagaimana Allah dulu menciptakannya.

Itu hal yang mustahil, terutama di masa sekarang ini di saat banyak manusia yang telah terkontaminasi.

Baca Juga: Cak Nun Ancam Turunkan Presiden, Refly Harun: Alangkah Bijaknya Kalau Jokowi Mau Introspeksi Diri

Mereka terkontaminasi oleh pasar, sekolah, tetangga, industri, mall, dan yang lainnya.

"Jadi kita kan mustahil untuk bisa kembali sebagaimana dulu Allah menciptakan kita waktu bayi," ujar Cak Nun.

"Kita ini penuh gupak, gupak industri, gupak mall. Kita belepotan cebong, kita belepotan kadrun, belepotan Gerindra, belepotan PDIP, PPP," sambungnya.

Cak Nun mengungkapkan sudah sangat mustahil sekarang ini untuk kembali menjadi fitri.

Baca Juga: Sebut Kalimat yang Digunakan Abu Janda Salah, Cak Nun: Islam Tidak Bisa Disebut Arogan

Akan tetapi, tetap disebut Idul Fitri, dan itu semua dapat berlangsung jika Allah berkehendak mengampuni segala gupak atau belepotan tadi.

"Semua belepotannya itu kalau Allah mengampuni kan selesai," tuturnya.

Dikatakannya bahwa saat ini halal bihalal dilaksanakan secara horizontal, seperti kepada teman, orang tua, atau sesama manusia lainnya.

Namun, tidak terkonsentrasikan untuk Idul Fitri secara vertikal. Padahal yang nomor satu adalah memohon ampun kepada Allah.

Baca Juga: Gal Gadot Ternyata Pernah Jadi Instruktur Tempur Israel, Tanggapi Konflik Israel-Palestina hingga Tuai Kecaman

Dia menilai tidak ada mobilisasi dalam semua Idul Fitri dan hari raya yang dialami di Indonesia, di mana para ulama besar mengajak umat bersama-sama beristighfar memohon ampun pada Allah.

Karenanya Idul Fitri dicapai jika dapat melaksanakan halal bihalal secara horizontal dan vertikal.

Sebab itu, jika memakai teori ketela, Idul Fitri merupakan hal yang ghaib.

"Artinya kalau kita tangani secara manajemen, secara budaya, itu mustahil kita dapatkan. Mana mungkin Anda bisa kembali seperti semula, itu ibarat kacang menjadi biji kacang." kata Cak Nun.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: YouTube CakNun.com

Tags

Terkini

Terpopuler