Menkes Ungkap Penyebab Kelangkaan Pasokan Oksigen di Jawa Tengah, Ini Langkah Solusi yang Ditempuh

5 Juli 2021, 18:23 WIB
Kemenkes jamin stok oksigen dengan cara mengalihkan 90 persen stok nasonal dari kebutuhan industri menjadi kebutuhan medis. /ANTARA/Novrian Arbi/ANTARA

PR BEKASI - Pasokan oksigen medis saat ini tengah menjadi buruan masyarakat di sejumlah lokasi setelah beberapa daerah dilaporkan mengalami kelangkaan stok.

Beredar kabar seperti yang terjadi di RS Sardjito, Sleman, Yogyakarta ketika pasokan oksigen medis sempat berkurang.

Menanggapi situasi di Indonesia saat ini, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin membeberkan penyebab terjadinya kelangkaan stok oksigen di beberapa daerah, salah satunya karena rantai distribusi yang belum optimal.

Baca Juga: Penuhi Kebutuhan Oksigen di Rumah Sakit, Pemprov DKI Jakarta Sediakan Posko Isi Ulang di Monas

Pemerintah pun mengupayakan agar penyaluran ke daerah-daerah yang kasusnya tinggi lebih dipercepat.

“Kami menyadari ada isu terkait distribusi. Karena memang di Jawa Tengah adalah daerah paling sedikit produksi oksigennya, paling banyak di Jawa Barat dan Jawa Timur, jadi kita harus ada logistik yang disalurkan ke sana,” kata Menkes, dikutip dari situs resmi Kemenkes.

Menkes menambahkan, kesulitan lain yang dihadapi dalam proses distribusi oksigen adalah kurang liquid-nya proses pengisian oksigen.

Hal ini disebabkan karena banyak Rumah Sakit yang masih menggunakan tabung.

Baca Juga: Soroti Kelangkaan Pasokan Oksigen Akibat Covid-19, Media Asing Sebut Indonesia Telah Masuk Fase Kritis 

Namun seiring dengan penambahan Tempat Tidur (TT) darurat sehingga yang harusnya bisa dikirimkan dalam truk besar dan dipindahkan ke tanki besar, untuk kemudian disalurkan dalam jaringan oksigen, namun untuk saat ini harus dimasukkan ke dalam tabung-tabung. Ini mempengaruhi waktu pengisian oksigen.

Untuk memenuhi ruang-ruang perawatan darurat di RS, Kementerian Kesehatan telah berkoordinasi dengan Kementerian Perindustrian untuk melakukan impor tabung oksigen 6 meter kubik dan 1 meter kubik dalam waktu dekat ini.

Selain itu, Menkes mengatakan bahwa pemerintah tengah memaksimalkan kapasitas produksi oksigen nasional agar bisa dialihkan mayoritas untuk memenuhi kebutuhan medis.

Baca Juga: Iwan Fals Minta Penimbun Oksigen Culas Dihukum Maksimal: Itu Keserakahan di Masa Pandemi Covid-19 

"Kami telah mendapatkan komitmen dari Kementerian Perindustrian agar konversi oksigen industri ke medis diberikan sampai 90 persen,” ucap Budi Gunadi Sadikin.

Alasannya karena ketersediaan oksigen merupakan hal esensial saat ini yang harus segera dipenuhi di tengah lonjakan kasus COVID-19 yang hampir menyentuh 30.000 kasus harian.

Menkes menjabarkan, di Indonesia, kapasitas produksi oksigen per tahunnya mencapai 866.000 ton/tahun dengan utilisasi produksi per tahunnya 638.900, dengan 75% digunakan untuk industri dan hanya 25% yang dipakai medis.

Melalui konversi ini, maka jumlah oksigen yang bisa didapatkan untuk memenuhi kebutuhan nasional mencapai 575.000 ton.

Baca Juga: Geram Lihat Kelakuan Orang Nipu Jual Oksigen, Ernest Prakasa: Enaknya Diapain Manusia-Manusia Model Ini? 

Untuk saat ini, kapasitas oksigen yang ada akan dimaksimalkan di 7 Provinsi di Jawa-Bali.

Hal ini seiring meningkatnya kasus Covid-19 namun di satu sisi, pasokan oksigen di RS semakin berkurang di tengah kebutuhan yang semakin tinggi.

Berdasarkan data Kemenkes, saat ini total kebutuhan oksigen untuk perawatan intensif dan isolasi pasien Covid-19 mencapai 1.928 ton/hari, sementara kapasitas yang tersedia ada 2.262 ton/hari.

Sehingga ditargetkan untuk wilayah Jawa-Bali, pasokan oksigen sebanyak 2.262 ton/hari bisa disuplai untuk kebutuhan medis penanganan covid-19.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Kemenkes

Tags

Terkini

Terpopuler