23 Juli Gus Dur Lengser, Alissa Wahid Bagikan Suasana Mencekam: Moncong Panser Sudah Mengarah ke Istana

23 Juli 2021, 17:34 WIB
Putri sulung Gus Dur, Alissa Wahid membagikan suasana mencekam saat ayahnya lengser dari kursi presiden. /Instagram @jaringangusdurian

PR BEKASI - Pada hari ini, 23 Juli 2021 adalah bertepatan dengan peringatan lengsernya Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dari jabatan Presiden Republik Indonesia. Peristiwa mencekam sempat terjadi pada detik-detik sebelum mundurnya Gus Dur.

Gus Dur lengser dari kursi kepresidenan pada 20 tahun lalu atau pada 23 Juli 2001.

Kursi presiden kemudian diduduki oleh Megawati Soekarnoputri. Megawati menjabat sebagai presiden ke-4 sejak 23 Juli 2001 hingga 20 Oktober 2004.

Terkait peringatan 20 tahun lengsernya Gus Dur, putri sulung Gus Dur menceritakan kembali peristiwa besar tersebut.

Baca Juga: Alissa Wahid Sebut Kekejaman yang Dilakukan Israel terhadap Palestina Didukung 'Pemain Global' 

Menurut Alissa Wahid, suasana sangat mencekam saat Gus Dur dilengserkan dari kursi kepresidenan.

Hal tersebut diutarakan Alissa Wahid melalui akun Twitter pribadinya @AlissaWahid, seperti dilihat Pikiranrakyat-Bekasi.com pada Jumat, 23 Juli 2021.

"Dulu di istana, saya disuruh Gus Dur membawa ibu dan adik-adik pulang ke Ciganjur. 'Keadaan sudah bahaya, biar Bapak hadapi sendiri di Istana'," tutur Alissa Wahid.

Pasalnya, lanjut Alissa Wahid, panser atau kendaraan berlapis baja sudah berada di Istana mendukung gerakan Gus Dur mundur.

Baca Juga: Gerah Dengan Promosi Pedofilia di Suara Hati Istri Zahra, Alissa Wahid Ajak Warganet Ramai-ramai Isi Petisi 

"Info, moncong panser sudah mengarah ke Istana. Sudah saya dengar. Kata Gus Dur, beliau enggak bisa tenang kalau kami tetap di Istana, apalagi cucu pertama, bayi saya, baru berumur 40 hari," ucap Alissa Wahid.

Kendati demikian, putri sulung Gus Dur tersebut ingin menemani bapaknya selama proses mencekam itu.

"Karena ingat nasib Bung Karno, saya melawan. Eyel-eyelan. Apa pun yang terjadi, kalau pun Bapak ditangkap, kami akan ikut. He wouldn't be alone," ujar Alissa Wahid.

Alissa Wahid mengungkap, tindakan kekerasan selama proses lengsernya Gus Dur beruntung tidak meletus.

Baca Juga: Tanggapi Usulan Beka Ulung Hapsara, Alissa Wahid: Saya Masih Belum Ada Apa-apanya 

Putri sulung Gus Dur, Alissa Wahid membagikan suasana mencekam saat ayahnya lengser dari kursi presiden. Instagram @jaringangusdurian

"Alhamdulillah tak terjadi. Rakyat membanjiri Istana, bertekad melindungi Gus Dur. Lalu beliau umumkan akan keluar dari Istana," tutur Alissa Wahid.

Putri sulung Gus Dur tersebut juga mengatakan, rakyat saat itu datang ke Istana untuk mengawal Gus Dur selama proses lengser itu.

"Besoknya ribuan rakyat menjemput dan mengawal beliau keluar lewat gerbong depan Istana, menuju panggung rakyat di Monas," kata Alissa Wahid.

Gus Dur, lanjut Alissa Wahid, menerima pelengseran dirinya dari kursi kepresidenan untuk kepentingan rakyat.

Baca Juga: Tak Berkurban, Alissa Wahid Pilih Dana Kurban Disalurkan untuk Yatim Piatu Korban Covid-19 

"Demi bangsa, demi negara, dan demi santri-santri serta pembelanya, Gus Dur memilih keluar dari Istana," ucap Alissa Wahid.

Alissa Wahid menegaskan, Gus Dur masih tetap menunjukan sikap bermartabat saat proses pelengseran tersebut.

"Beliau tidak dilengserkan oleh Sidang Istimewa MPR, karena prosedurnya cacat hukum. Tidak sesuai Tatib MPR," ucap Alissa Wahid

"Beliau keluar Istana atas kehendak bebas, untuk idealisme yang lebih tinggi: yang lebih penting dari politik adalah kemanusiaan," katanya.***

Editor: M Bayu Pratama

Tags

Terkini

Terpopuler