PR BEKASI - Mantan Juru Bicara Abdurrahman Wahid, Adhie Massardi, mengaku mengamati kronologi saat Gus Dur menjadi Presiden sampai lengser dan berjuang di 2004.
Adhie Massardi menyebutkan missing link atau ikatan yang hilang dari insiden Gus Dur lengser adalah sebelum sidang istimewa digelar sudah ada Dekrit.
Diungkapkan Adhie Massardi, hal yang hilang dari kejadian Gus Dur lengser adalah dia pernah melihat surat undangan untuk sidang istimewa.
Dan dia melihatnya sebelum hari Sabtu, 21 Juli 2001, 20 tahun lalu, Adhie melihat undangan yang ditujukan pada Presiden.
Baca Juga: Megawati Soekarnoputri Nangis dan Desak Gus Dur Minta Maaf Sebulan Sebelum Lengser
Gus Dur diundang untuk menghadiri sidang istimewa guna membahas pergantian Kapolri tanpa adanya diskusi dengan DPR.
Mantan Presiden tersebut diminta pertanggung jawabannya terkait pengangkatan Kapolri yang baru karena dianggap pergantiannya mengganggu situasi politik.
"Padahal hak untuk menafsirkan situasi adalah presiden. Situasi itu, itulah awal mula Polisi menggantikan tentara masuk ke dunia Politik," katanya pada Sabtu, 24 Juli 2021.
Adhie Massardi menyatakan ada missing link bahwa sidang istimewa digelar karena dianggap Presiden saat itu mengganti Kapolri tanpa persetujuan DPR.
Baca Juga: Humor Gus Dur saat Diminta Romo Magnis Mundur Jadi Presiden: Disuruh Mundur, Maju Saja Dituntun
"Waktu itu kita juga ngobrol dengan Gus Dur bahwa ini inkonstitusional, melanggar," ujarnya.
Dia melanjutkan, oleh karena itu untuk menghentikan sidang istimewa dikeluarkanlah Dekrit pada Senin pagi, 23 Juli 2001.
Saat Dekrit disampaikan oleh Presiden, agenda sidang istimewa pun diganti, jelasnya. Namun, dalam hal ini dia pun memohon maaf jika ada koreksi yang salah.
Lalu sebelum dzuhur, Pernyataan dikeluarkan oleh Amien Rais yang menyebut akan ada pergantian pemimpin nasional.
Baca Juga: Pernah Tahan Amarah Ulama dan 300 Ribu Relawan saat Lengser, Gus Dur: Sesama Muslim Itu Saudara
Adhie mengatakan dia tak ada masalah ketika pemerintah dianggap bermasalah lalu dihentikan dengan menggelar sidang istimewa dan pemerintah selesai untuk memulai babak baru.
Akan tetapi, dia mengakui hal yang dirisaukannya adalah terkait dua tokoh besar yang terlibat, Gus Dur dan Amien Rais.
"Ada dua tokoh besar perubahan yaitu Gus Dur dan Amien Rais. Dalam konteks ini menjadi pecundang-pecundang politik," ujarnya, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube Refly Harun pada Sabtu, 24 Juli 2021.
"Gus Dur mengeluarkan Dekrit antidemokrasi kemudian dijatuhkan oleh Amien Rais, seolah-olah kan seperti itu," katanya, menambhakan.
Sementara, dijelaskan Adhie Massardi, keduanya merupakan figur demokratis dan dia memahami betul hal itu.
Terlebih Gus Dur dan Amien Rais kerap berbincang bersama dan bahkan sering ada lontaran candaan di antara mereka.
Dia menceritakan, Gus Dur pernah melemparkan candaan pada mantan Ketua Umum PAN bahwa di kalangan NU ada pesan bagi anak perempuan jika ingin mencari jodoh.
Para orang tua meminta anaknya mencari pria yang muslim minimal Muhammadiyah. Dalam candaannya Muhammadiyah disebut muslim minimal.
Saat itu Amien Rais pun tertawa mendengar joke yang diberikan Ketua PBNU pada masanya tersebut, serta banyak joke lain terkait Muhammadiyah yang disangkut pautkan padanya.
"Tapi sejak peristiwa itu antara NU dan Muhammadiyah kan ada beban, ada konflik psikologis yang kontraproduktif untuk bangsa ini," ujarnya.
"Ini lah yang sebetulnya dalam season ini ingin diselesaikan, tak ada masalah antara Gus Dur dan Pak Amien. Bahwa itu situasi politik," kata Adhie Massardi.***