Mendagri Terjunkan TNI-Polri Awasi Makan di Tempat 20 Menit, Neno Warisman: Wuih Kayak Negara Fasis ya, Ampun

28 Juli 2021, 15:57 WIB
Neno Warisman menilai dengan diterjunkannya TNI-Polri untuk awasi makan di tempat selama 20 menit menandakan Indonesia seperti negara fasis. /Instagram.com/@nenowarisman.official

PR BEKASI - Politikus Partai Ummat Neno Warisman menyoroti pernyataan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian yang memerintahkan TNI-Polri untuk memantau penerapan aturan makan di tempat selama 20 menit selama masa PPKM Level 4.

Neno Warisman mengatakan, dirinya tak bisa membayangkan ketika harus makan selama 20 menit di restoran atau rumah makan.

Pasalnya, menurut Neno Warisman, restoran itu paling cepat menyediakan makanan selama 15 menit, terkecuali rumah makan siap saji mungkin bisa 5-7 menit.

Baca Juga: Neno Warisman Ajak Masyarakat Boikot Indomaret, Inul Daratista: Nalarmu di Mana? Hina Dina Anda Ini!

"Kita makan mesti 20 menit kelar, gak kebayang 20 menit. Kadang-kadang nunggu makanannya aja setengah jam," kata Neno Warisman, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari tayangan kanal YouTube Neno Warisman Channel, Rabu, 28 Juli 2021.

"Paling cepat penyediaan di restoran itu 20 menit, kalau di warung mungkin bisa lebih instan 5-7 menit," sambungnya.

Menurut Neno Warisman, aturan makan di tempat selama 20 menit mungkin masih bisa diterima, tapi ketika TNI-Polri ikut diterjunkan untuk mengawasi, rasanya cukup aneh.

Baca Juga: Babe Cabita Akui Disebut Kadrun Usai Buat Video Parodi Mensos Risma: Aku Dianggap Tidak Pro Pemerintah

"Tapi makan ditungguin sama aparat kepolisian, mungkin ini prestasi pertama apa bukan ya di dunia. Ada gak orang makan terus ditungguin?," kata Neno Warisman.

Neno Warisman pun mengatakan bahwa ada banyak hal yang dia pikirkan ketika mendengar Mendagri memerintahkan TNI-Polri untuk mengawasi orang-orang makan di tempat.

"Ada banyak hal yang saya pikirkan kalau TNI-Polri diperintahkan Mendagri untuk mengawasi orang-orang makan dan 20 menit harus kelar. Walaupun ada pesannya di situ harus menjaga kesantunan," tutur Neno Warisman.

Baca Juga: Febby Rastanty Pernah Niat Bunuh Diri karena Tak Diterima di UI: Aku Nangis-nangis Terus di Kamar

Apalagi menurutnya, ada banyak sekali restoran atau rumah makan yang ada di Indonesia.

"Cuma warung aja ada berapa warung, belum restoran. Saya itu gak kebayang ketika nanti bapak-bapak polisi atau tentara ngawasin. Kalau ngawasin kan harus melihat orang pesan ini, orang pesan itu, terus berganti orang," kata Neno Warisman.

Neno Warisman pun menilai, aturan tersebut membuat Indonesia seperti negara fasis (penganut fasisme atau penganut paham nasionalis ekstrem yang anjurkan pemerintahan otoriter).

"Wuih jadi kayak negara apa gitu, apa namanya negara fasis atau apa, gitu ya. Ampun," ujar Neno Warisman.

Baca Juga: Soroti Sistem Demokrasi di Indonesia, Abdul Mu'ti: Selain Wajib Dirawat, Indonesia Juga Perlu Diruwat

"Pemerintah sepertinya kehilangan kemampuan untuk mempercayakan kepada masyarakat. Jadi kayaknya otoriter, sampai harus melibatkan (TNI-Polri) makan di warung 20 menit harus kelar," sambungnya.

Terakhir, Neno Warisman meminta TNI-Polri juga turut mengawasi tempat makan di Pantai Indah Kapuk, yang biasanya buka semalaman.

"Ingat juga ya bapak-bapak TNI-Polri, yang makan-makan di tempat-tempat lain, seperti di Pantai Indah Kapuk yang buka semalaman, itu juga harus diawasi ya pak. Jangan sampai terjadi disparitas perbedaan perlakuan hukum," tutur Neno Warisman.***

Editor: Rika Fitrisa

Sumber: YouTube Neno Warisman Channel

Tags

Terkini

Terpopuler