PR BEKASI - Politisi Partai Gerindra Fadli Zon sempat membuat gempar publik Indonesia usai meminta Detasemen Khusus (Densus) 88 dibubarkan.
Permintaan tersebut sebelumnya disampaikan Fadli Zon dalam menanggapi klaim Direktur Pencegahan Densus 88 Kombes M Rosidi.
Rosidi mengeklaim, kemenangan Taliban dapat dijadikan sarana propaganda kelompok teroris di Indonesia.
Oleh sebab itu, Fadli Zon meminta Densus 88 dibubarkan.
"Dunia sudah berubah. Sebaiknya Densus 88 ini dibubarkan saja," katanya.
Salah satu alasan Fadli Zon meminta Densus 88 dibubarkan adalah lantaran terlalu banyak lembaga yang menangani terorisme.
Argumentasi tersebut diucapkan Fadli Zon dalam akun Twitter pribadinya @fadlizon, seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com pada Jumat, 8 Oktober 2021.
"Menurut saya sudah terlalu banyak lembaga yang tangani terorisme. Harusnya BNPT RI saja," ujarnya.
Baca Juga: Fadli Zon Minta Densus 88 Dibubarkan, Kompolnas: Statemen Tidak Berdasar, Menyesatkan, dan Berbahaya
Densus 88, lanjut Fadli Zon, tidak menjadikan ancaman terorisme sebagai prioritas.
"Terorisme separatis yang jelas-jelas menantang RI harusnya jadi prioritas tapi tak bisa ditangani," ucapnya.
Menurut Fadli Zon, Densus 88 selalu mengembangkan narasi yang berbau Islamofobia.
"Jangan selalu mengembangkan narasi Islamofobia yang bisa memecah belah bangsa," katanya.
Sebelumnya, Fadli Zon menilai klaim Rosidi soal Taliban mengispirasi kelompok terorisme Indonesia berbau Islamofobia.
Baca Juga: Fadli Zon Minta Densus 88 Dibubarkan: Teroris Harus Diberantas, Tapi Jangan Dijadikan Komoditas
"Narasi semacam ini tidak akan dipercaya rakyat lagi, berbau Islamofobia," tuturnya.
Fadli Zon mengatakan, terorisme di Indonesia memang harus diberantas.
Akan tetapi, ungkap Fadli Zon, Densus 88 tidak seharusnya menjadikan narasi tersebut sebagai komoditas.
"Teroris memang harus diberantas, tapi jangan dijadikan komoditas," ujarnya.
Sebagai informasi, Taliban mengambil alih kekuasaan pemerintah Afghanistan pada tanggal 15 Agustus 2021 lalu.
Kemenangan Taliban ini, ungkap Rosidi, menjadi inspirasi kelompok teroris seperti Jamaah Islamiyah (JI).
Rosidi mengatakan, salah satu pimpinan JI yang berhasil ditangkap menyinggung nama Taliban dalam ceramahnya.***