Kementerian PUPR Kerahkan Alat Berat, Bantu Percepat Evakuasi Korban Erupsi Gunung Semeru

5 Desember 2021, 18:27 WIB
Kementerian PUPR mengerahkan alat berat untuk membpercepat evakuasi korban erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. /ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/foc./


PR BEKASI - Sejumlah pihak termasuk Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah bahu-membahu dalam menangani bencana alam erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Sebelumnya, erupsi Gunung Semeru terjadi pada Sabtu, 4 Desember 2021 sore hari.

Erupsi Gunung Semeru mengakibatkan ratusan rumah tertimbun abu vulkanik bahkan dilaporkan ada beberapa korban jiwa yang sudah teridentifikasi.

Selanjutnya, Kementerian PUPR kerahkan alat berat demi mempercepat evakuasi korban.

Baca Juga: Jokowi Imbau Seluruh Pihak Tanggap Darurat Erupsi Gunung Semeru: Harus Dapat Diselesaikan dalam Waktu Singkat

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, penanganan tanggap darurat bencana alam erupsi Gunung Semeru atas perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Sebelumnya, Presiden Jokowi menginstruksikan semua pihak untuk membantu korban bencana dan mengambil langkah-langkah penanganan jangka pendek dan panjang.

Data sementara lokasi terdampak erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang berada di Desa Supiturang dan Curah Kobokan di Kecamatan Pronojiwo serta Desa Sumber Wuluh di Kecamatan Candipuro.

"Saat ini masih terus dilakukan pendataan terkait kerusakan dan korban jiwa," ujarnya dalam keterangannya, Minggu, 5 Desember 2021.

Baca Juga: Erupsi Gunung Semeru Sudah Diprediksi Oleh Anak Indigo, Sebut Hal Belum Diselesaikan Tapi Selalu Diundur

Basuki menjelaskan, Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Timur, Ditjen Cipta Karya telah memobilisasi 10 unit Hidran Umum (HU) kapasitas 2.000 liter, 4 unit Mobil Tangki Air (MTA) kapasitas 4.000 liter, 6 unit tenda hunian darurat, 1 mobil toilet, dan dukungan 10 personel tanggap darurat.

Saat ini, dukungan peralatan sudah berada di lokasi dan akan segera diinstall di lokasi-lokasi pengungsian sesuai hasil koordinasi dengan BPBD Lumajang.

Selanjutnya juga dukungan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas, Ditjen Sumber Daya Air dengan mengerahkan alat berat untuk mempercepat evakuasi korban dan pembersihan kawasan terdampak seperti 1 unit ekskavator.

Selanjutnya, 1 unit loader, 2 dump truck, dan perlengkapan tambahan berupa 1 set lighting lamp, 1 unit MTA dan alkon, 2 drum solar serta oli hidrolik dan oli mesin.

Baca Juga: 16 Rumah Tertimbun Awan Panas Erupsi Gunung Semeru, Khofifah Indar Parawansa: Mohon Doa dan Gotong Royong...

Tidak hanya itu, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur-Bali dengan melakukan pembersihan jaringan jalan untuk memulihkan konektivitas, baik jalan nasional, provinsi, maupun kabupaten.

Untuk mengatasi masalah ini, Basuki menyebutkan, BBPJN Jawa Timur mengerahkan 3 unit loader, 1 unit grader, 4 unit ekskavator, 1 unit dozer, 4 unit dump truck, dan 1 unit water tank kapasitas 5.000 liter.

Informasi sementara terdapat 1 (satu) jembatan runtuh akibat lahar dingin Gunung Semeru yakni Jembatan Besuk Koboan yang berada di Ruas Jalan Nasional Turen - Lumajang.

Jembatan Besuk Kobokan dibangun pada tahun 1997 memiliki panjang bentang 129 meter dan lebar 9,6 meter, dikutip Pikiran-Rakyat.com dalam artikel berjudul "Erupsi Gunung Semeru, Kementerian PUPR Kerahkan Alat Berat Demi Percepat Evakuasi Korban".

Baca Juga: Kondisi Terkini Daerah Terdampak Erupsi Gunung Semeru, Abu Vulkanik Setinggi 4 Meter Timbun Rumah Warga

Saat ini kata dia, Tim Tanggap Darurat Kementerian PUPR baru bisa mendekat ke beberapa titik lokasi Jembatan Besuk Koboan karena tebalnya lumpur dan masih berada di zona berbahaya.

Langkah penanganan dilakukan dengan mencari jalur-jalur alternatif untuk menghubungkan Lumajang - Turen -Malang yang putus akibat robohnya Jembatan Besuk Koboan.

Diketahui, Erupsi Gunung Semeru terjadi pada Sabtu 4 Desember 2021 sekitar pukul 15.00 WIB dengan mengeluarkan abu vulkanik mengarah ke wilayah Besuk Koboan.

Tercatat wilayah terdampak paling parah berada di Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro di Kabupaten Lumajang.

Baca Juga: 5 Mitos Gunung Semeru yang Fenomenal, Ada 'Nisan' Soe Hok Gie hingga Tanjakan Cinta

Kementerian PUPR melalui balai-balai di Jawa Timur terus berkoordinasi dengan Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD), Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Lumajang.

Yakni dalam rangka verifikasi data dan pelaksanaan langkah-langkah penanganan jangka pendek maupun jangka panjang.*** (Amir Faisol/Pikiran Rakyat)

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler