Meski Berdampak Buruk bagi Kesehatan, Indonesia Masih Jadi Salah Satu Negara Konsumen Asbes Terbesar

7 Februari 2020, 15:29 WIB
ILUSTRASI bahaya asbes bagi Indonesia.* /Pixabay/

PIKIRAN RAKYAT - Indonesia terhitung sebagai salah satu negara konsumen asbes terbesar di dunia. Umumnya, negara yang konsumsi asbesnya tinggi kebanyakan memiliki tambang asbes sendiri.

Namun beda halnya dengan Indonesia yang justru tidak memiliki tambang asbes sendiri yang malah konsumsinya mencapai ratusan metrik ton sejak 1957.

Hal tersebut dikatakan Mochammad Darisman sebagai inisiator awal gerakan pelarangan asbes di Indonesia. Menurutnya, saat ini Indonesia menjadi negara konsumen asbes terbesar ketiga di dunia.

Baca Juga: Beda Sikap Bekasi dan Bandung dalam Lindungi Warganya dari Bahaya Penggunaan Asbes 

“Uniknya, Indonesia tidak seperti Tiongkok, Rusia, Kanada, Brazil, bahkan Australia yang memiliki ladang (tambang) asbes. Konsumsi asbes Indonesia seluruhnya berasal dari impor tapi tidak ada satupun laporan penyakit akibat asbes hingga tahun 2017 yang lalu,” kata Darisman.

Sementara itu, dirinya juga menjelaskan, negara yang konsumsi asbesnya tinggi rata-rata telah memiliki tambang asbes sendiri.

Sementara itu, ia menjelaskan saat ini, negara-negara yang memiliki tambang asbes terbesar seperti Kanada, Brazil, dan Australia telah menghentikan penambangan dan konsumsi asbes.

Hal ini dilakukan lantaran telah terdapat ratusan korban meninggal akibat asbes.

Baca Juga: Premier League Resmi Umumkan Batas Akhir Bursa Transfer Musim Panas 2020/2021 

"Hal itu belum termasuk yang masih sakit paru-paru seperti mesothelioma, kanker paru-paru, dan lainnya," ucapnya.

Dirinya juga menjelaskan, penghargaan untuk Kota Bandung merupakan sebagai titik awal perjuangan pelarangan asbes yang juga akan dilakukan secara resmi oleh lembaga pemerintah negara.

Karena itu, dia mengapresiasi langkah Lion Indonesia mengundang Australian People for Health Eductation and Development Abroad (APHEDA) untuk memberikan penghargaan bagi Kota Bandung yang merupakan kota kelahirannya.

“Selama ini lembaga pemerintah selalu dibohongi oleh kalangan Industri bahwa ada batas aman penggunaan asbes. Tidak ada batas aman penggunaan asbes apapun jenisnya,” kata Darisman menjelaskan.

Baca Juga: Bandung Tegas Soal Penggunaan Asbes, Lion Indonesia Undang APHEDA Australia Beri Penghargaan 

“Dengan Perda Bangunan Gedung di Kota Bandung, ini adalah deklarasi perlawanan negara terhadap industri asbes. Kami akan menjadi garda terdepan pemerintah melawan pembohongan industri asbes,” ungkapnya.

Sementara itu, dia juga menegaskan selama 12 tahun mengawal gerakan melawan asbes, sudah banyak pihak baik di dalam maupun di luar negeri yang mendukung gerakan penolakan asbes tersebut.

“Ada dokter K3, ada ilmuan, ada aktivis buruh, aktivis lingkungan, dan banyak kalangan sudah bekerja keras untuk menjadikan indonesia bebas Asbes. APHEDA hanya satu lembaga mitra dari banyak lembaga di dunia yang terus mendorong pelarangan asbes di Indonesia,” ujarnya.

Baca Juga: MS Siswa SMP yang Jadi Korban Bullying Trending Di Twitter, Muncul Petisi Tuntut Keadilan 

Darisman menaruh perhatian khusus dengan diresmikannya Undang-undang Kerja sama Ekonomi Indonesia-Australia bersamaan dengan pemberian penghargaan kota anti asbes kepada kota Bandung.

Menurutnya, Australia sudah belajar dan memiliki pengalaman yang kaya berkenaan dengan bahaya asbes.

Untuk itu dia juga berharap APHEDA sebagai mitra Lion Indonesia juga memberi peringatan kepada pemerintah untuk tidak menyertakan asbes dalam kesepakatan ekonomi yang dibuat bersama Indonesia.

Lebih jauh, Darisman meminta APHEDA untuk menjadi pihak yang mengintervensi pemerintah Australia agar Australia secara resmi juga memberi peringatan kepada pemerintah Indonesia untuk turut melarang penggunaan asbes secara luas.***

Editor: M Bayu Pratama

Tags

Terkini

Terpopuler