Aplikasi E-Logistik, Kelola Obat Secara Elektronik hingga Permudah Penyediaan Data Farmasi

22 Februari 2020, 15:39 WIB
ILUSTRASI Obat-obatan.* /PIXABAY/

PIKIRAN RAKYAT - Dinas Kesehatan Kabupaten Paser, Kalimantan Timur mengelola perbekalan obat dan alat kesehatan secara elektronik melalui e-Logistik. Pengelolaan tersebut dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perbekalan Obat dan Alat Kesehatan.

Dikutip oleh pikiranrakyat-bekasi.com dari situs resmi Kementerian Kesehatan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Paser, Amir Faisol mengatakan jumlah sumber daya manusia yang ada di UPTD tersebut terdiri dari 16 orang, pengelola e-Logistik 2 orang dan 1 tenaga honor.

“Pada saat input data pertama kali penerimaan di gudang farmasi pada awal tahun 2016. Saat itu pertama kalinya mulai memanfaatkan aplikasi e logistik, di antaranya meliputi nama obat, sediaan, nama produsen, kategori obat, harga, nomor batch, jumlah, dan tanggal penerimaan serta sumber dana,” kata Amir.

Baca Juga: Surati Sang Pelatih agar Liverpool Menelan Kekalahan, Juergen: Maaf Saya Tidak Bisa Kabulkan

Langkah penggunaan e-Logistik dilakukan melalui 5 tahapan, antara lain pertama input penerimaan sediaan dilakukan beberapa kali dalam sebulan, kedua Input laporan pemakaian dan lembar permintaan obat (LPLPO) dilakukan satu kali perbulan setiap Puskesmas.

Ketiga input distribusi obat tergantung permintaan Puskesmas, keempat stock opname, kelima integrasi data, yakni pengiriman laporan ke e-Logistik mencakup sediaan kadaluarsa, ketersediaan obat, obat indikator dan distribusi obat yang dilakukan satu kali setiap bulan.

Amir mengatakan dalam melakukan proses tersebut terdapat dua tantangan yang dialami yaitu tantangan internal dan eksternal. Ia menjelaskan tantangan internal mencakup komitmen pimpinan dalam pemanfatan e-Logistik. Komitmen pimpinan harus ada dan konsisten mengigat perannya penting dalam pengelolaan obat yang akurat, cepat, dan tepat.

Baca Juga: 6 Game PC Terbaik yang Masih Menjadi Pilihan Para Milenial

“Jaringan internet yang tidak stabil juga menjadi tantangan dalam mengelola e-Katalog,” katanya.

Tantangan eksternalnya, kata Amir, adanya ketidakkonsistenan penyedia obat dan bahan medis habis pakai (BMHP) dalam memenuhi kontrak pengadaan yang telah disepakati.

Meski demikian, Amir mengaku ada keuntungan dalam memanfaatkan e-Logistik, di antaranya, data dalam e-Logistik dapat dijadikan sebagai data yang akurat dalam perencanaan kebutuhan obat, karena didasarkan pada data riil pemakaian obat Puskesmas, termasuk data stok obat yang ada dan obat kadaluarsa.

Baca Juga: Seorang WNI Ditahan di Penjara Malaysia Usai Sebarkan Berita Bohong tentang Virus Corona

“Pemanfaatan e-Logistik dapat memudahkan penyediaan data obat dan informasi lainnya, baik saat adanya pemeriksaan reguler oleh inspektorat maupun BPK, dan dengan mudah nilai aset bisa diketahui,” tutupnya.

Kini dunia kesehatan telah memiliki perubahan-perubahan agar menjadi lebih baik, diberitakan sebelumnya oleh Pikiran-Rakyat.Bekasi.com, Menteri Terawan Agus Putranto mendorong penggunaan obat modern yang diolah dari alam Indonesia untuk digunakan secara luas di masyarakat.

Dia menyadari bahwa Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) mempunyai manfaat yang sangat besar dan sangat baik. Selain itu menurutnya OMAI mempunyai efek samping yang sangat kecil, bahkan tidak ada efek samping.

Baca Juga: Demi Dapatkan Hasil Maksimal pada Sensus Penduduk 2020, Pemkab Bekasi Gelar Rapat Koordinasi

“Jadi menurut saya ini potensi pasar yang luar biasa,” kata Terawan ketika berkunjung ke fasilitas Desa Cikarang, Jawa Barat pada Jumat, 21 Februari 2020 lalu.

Dirinya menginginkan agar penggunaan OMAI lebih banyak digunakan ketimbang obat hasil ekspor. Hal itu karena bahan baku yang merupakan asli Indonesia menunjukkan bahwa kebutuhan bahan baku terpenuhi.

Fakta itu menurutnya sangat penting, karena dengan penggunaan obat dengan bahan baku dari Indonesia bisa menekan harga obat menjadi lebih terjangkau.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Kemenkes RI

Tags

Terkini

Terpopuler