MUI: Tidak Mudik Lebaran 2020 Saat Pendemi Corona, Pahalanya Seperti Mati Syahid

23 April 2020, 18:08 WIB
PENUMPANG menunggu bus di Terminal Arjosari, Malang, Kamis 23 April 2020.* /ARI BOWO SUCIPTO/ANTARA/

PIKIRAN RAKYAT - Larangan mudik Lebaran 2020 bagi masyarakat Indonesia sudah disetujui Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas bersama para menteri Kabinet Indonesia Maju, Selasa 21 April 2020.

Larangan yang kelur akibat pandemi virus corona itu direspons beragam oleh masyarakat. Salah satu lembaga yang menanggapi larangan mudik Lebaran 2020 adalah Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Dikutip dari Antara oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com, Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid Saadi menyatakan, tidak mudik saat musim pandemi Covid-19 adalah salah satu bentuk jihad untuk kemanusiaan dan pahalanya sangat besar.

Baca Juga: Kabar Terbaru Soal Akhir Kasus Pernyataan Bahwa Perempuan Bisa Hamil di Kolam Renang

“Urungkan niat mudik, sama dengan jihad untuk kemanusiaan,” ujar Zainut.

Mudik Lebaran, terutama dari zona merah atau zona rentan penularan ke zona aman, memiliki resiko tinggi penyebaran Covid-19.

Zainut mengingatkan warga Indonesia bahwa warga yang sabar dan tak mudik bisa mendapat ganjaran pahala seperti mati syahid.

“Maka, tidaklah seorang hamba yang dilanda wabah lalu dia menetap di kampungnya dengan penuh kesabaran dan mengetahui bahwa tidak akan menimpanya kecuali apa yang Allah SWT tetapkan, baginya pahala orang yang mati syahid,” tutur Zainut mengutip hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Ahmad.

Baca Juga: AS Desak Tiongkok Tutup Permanen Pasar Satwa Liar, Diduga Awal Mula Penyebaran Corona

“Jika kalian mendengar wabah melanda suatu negeri. Maka, jangan kalian memasukinya. Dan, jika kalian berada di daerah itu janganlah kalian keluar untuk lari darinya,” ujar Zainut mengutip hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim.

Kebijakan pemerintah agar masyarakat tak melaksanakan mudik, menurut Zainut, tak lain demi kebaikan masing-masing individu dan keluarga yang bersangkutan.

Dia berkata, semua pihak memiliki kewajiban untuk memahami ancaman virus corona dan mencegah penyebarannya.

“Masalah ini tidak boleh hanya dibebankan kepada pemerintah, tetapi juga menjadi tanggung jawab kita bersama,” katanya.

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Kabar Tahanan Aktivis Islam Tidak Satu pun Dibebaskan, Simak Faktanya

Para ahli memperkirakan, Indonesia akan mengalami ledakan jumlah pasien jika kegiatan mudik masih dilaksanakan secara massal.

Analisis tersebut diungkapkan Duta Besar Indonesia untuk Italia Esti Handayani melalui webinar bertajuk Andra Tutto Bene (Semua akan baik-baik saja) melalui aplikasi Zoom.

“Kesahalannya adalah pertama kali ketika Italia hanya menutup wilayah utara, membuat zona merah, begitu banyak anak-anak muda eksodus ke selatan untuk pulang ke rumah orangtua, rumah nenek mereka,” ujar Esti.

Hingga hari ini, Italia menjadi negara dengan kasus positif tertinggi ketiga di dunia.

Jumlah pengidap Covid-19 di Italia yang awalnya sedikit melonjak akibat eksodus tersebut dan hari ini negara itu memiliki total 187.327 kasus positif virus Corona.

Agar kejadian yang sama tak terjadi di Indonesia, hal terbaik yang dapat dilakukan adalah tidak mudik dan berpergian ke luar kota sampai pendemi mereda.***

Editor: Yusuf Wijanarko

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler