Harga Kedelai Terus Meroket, Perajin Tempe dan tahu Mogok Produksi

21 Februari 2022, 10:22 WIB
Ilustrasi Tempe dan Tahu. Perajin tahu dan tempe memutuskan untuk berhenti produksi sementara lantara harga kedelai terus meroket. /Pixabay.com

PR BEKASI - Harga kedelai belakangan ini terus meroket.

Imbas dari naiknya harga kedelai ini membuat perajin tahu dan tempe kian menjerit.

Naiknya harga kedelai hingga saat ini membuat perajin tempe dan tahu di Lebak, Banten akan memberhentikan produksi sementara.

Baca Juga: Selamat, 4 Shio Ini Diprediksi jadi Calon Miliarder, Usahanya Tak Sia-sia

Mereka diketahui akan berhenti produksi selama tiga hari kedepan terhitung dari Senin, 21 Februari hingga Rabu, 23 Februari 2022 mendatang.

Salah satu perajin tempe di Rangkasbitung bernama Mad Soleh (55) menyampaikan keluh kesah terkait naiknya harga kedelai ini.

"Kita sepakat menerima keputusan Puskopti Jakarta untuk melakukan mogok produksi agar pemerintah dapat menstabilkan kembali harga kedelai di pasaran," tuturnya seperti dalam artikel yang diterbitkan Pikiran Rakyat dengan judul "Jeritan Perajin Tahu Tempe Makin Nyaring, Mogok Produksi Imbas Harga Kedelai Tak Kunjung Turun,".

Baca Juga: Ratu Elizabeth Positif Covid-19, Kondisi Kesehatan Terus Dipantau Tim Medis

Aksi mogok produksi tahu tempe secara serentak itu dilakukan di wilayah Jakarta, Jawa Barat, dan Banten selama tiga hari ke depan.

Saat ini, harga kedelai impor di pasaran masih tinggi dengan kisaran antara Rp570 ribu sampai Rp600 ribu per 50kg, padahal sebelumnya berada di harga Rp300 ribu per 50Kg.

Kenaikan harga kedelai itu tentu membuat pendapatan perajin tahu tempe terpuruk dan terancam gulung tikar.

Bahkan, Mad Soleh saat ini mengaku menjual rugi dan bukan menjual untung, karena memenuhi permintaan pelanggannya yang pedagang bakul.

Baca Juga: Ikatan Cinta 21 Februari 2022: Ditemukan Teman Mirna, Reyna Malah Kabur karena Takut Diculik

"Kami berharap melalui aksi mogok itu dapat kembali harga kedelai normal," ucapnya.

Begitu juga dengan Sutari (45), warga Rangkasbitung Kabupaten Lebak, yang mendukung aksi mogok tersebut.

Menurutnya, aksi mogok tersebut dilakukan perajin tahu tempe agar mendapatkan perhatian pemerintah karena hingga saat ini harga kedelai masih tinggi.

Bahkan, hampir setiap hari harga kedelai impor di pasaran melonjak, sehingga perajin tahu tempe terancam gulung tikar.

Baca Juga: Jadwal BRI Liga 1 Hari Ini Senin 21 Februari 2021, Ada Satu Laga Tunda Persipura vs Madura United

"Kami sendiri kini berjualan tempe merugi akibat tingginya harga kedelai," kata Sutari.

Sementara itu, Ketua Perajin Tahu Tempe Kabupaten Lebak Liri (60) mengatakan sekitar 450 perajin tahu tempe di daerah ini menghentikan kegiatan produksi selama tiga hari ke depan.

Para perajin tahu tempe menuntut agar harga kedelai kembali normal, sehingga produksi berjalan dan bisa meraup keuntungan.

"Kami minta harga kedelai diberikan subsidi oleh pemerintah seperti tahun 1980-an itu, " ucap Liri.

Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta 21 Februari 2022: Laporan Catherine ke Rendy soal Makanan Buat Mama Mayang Kesal, Kenapa?

Hal serupa juga dilakukan oleh ratusan perajin tahu tempe di Jakarta Pusat yang siap menghentikan produksi sementara selama tiga hari ke depan.

Ketua Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Jakarta Pusat, Khairun mengatakan aksi mogok produksi dilakukan serentak oleh seluruh perajin tahu tempe di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).

"Semua produsen di Jabodetabek udah tutup. Kalau tidak ditutup akan di-sweeping oleh teman-teman kita juga. Karena tutup ini serentak dilakukan," katanya saat dikonfirmasi pada Minggu, 20 Februari 2022.

Khairun menjelaskan bahwa aksi ini terpaksa dilakukan agar Pemerintah, yakni Kementerian Perdagangan, dapat melakukan intervensi atas tingginya harga kedelai impor yang saat ini mencapai Rp12.000 per kg di tingkat perajin.

Baca Juga: Jimin BTS Unggah Video Kebersamaannya dengan RM dan Suga dalam V Live: Saya Sekarang Sudah Pulih Sepenuhnya

Padahal, harga kedelai impor normalnya berkisar Rp9.500 sampai Rp10.00 per kg.

"Kalau dijual dengan harga biasa, kami tidak dapat untung bahkan rugi. Kami ingin agar Pemerintah mendengar, konsumen juga mengetahui bahwa tahu tempe mahal karena bahan bakunya sudah naik," ujar Khairun.

Sementara itu, salah satu perajin tahu tempe di Kampung Rawa, Johar Baru, Jakarta Pusat, Ahmad Abdullah mengaku aksi mogok produksi dilakukan karena sebagian besar konsumen keberatan kalau harga tempe dijual menjadi dua kali lipat.

"Harga kacangnya melambung tinggi, harga jualnya juga tinggi, jadi susah. Orang-orang pada kaget beli tempe Rp5 ribu sekarang Rp8 ribu terus Rp10 ribu, terpaksa berhenti dulu lah," tuturnya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara, Senin, 21 Februari 2022.

Baca Juga: One Piece 1041, Kerajaan Kuno Ternyata Musnah Akibat Pengkhianatan Zunisha

Ahmad Abdullah pun berharap agar harga kacang kedelai bisa kembali stabil, sehingga mogok produksi tidak akan berlangsung lebih lama, dan konsumen mendapatkan harga tahu tempe yang wajar.***(Eka Alisa Putri/Pikiran Rakyat)

Editor: Thytha Surya Swastika

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler