Pedagang dan Warga Terus Menolak Tes Covid-19, Pengamat UI: Pasarnya Langsung Tutup Saja

1 Juli 2020, 15:21 WIB
PENGAMAT kebijakan publik dari Universitas Indonesia (UI) Roy Valiant Salomo.* /Antara/

PR BEKASI - Pengamat kebijakan publik dari Universitas Indonesia (UI) Roy Valiant Salomo menyampaikan sarannya agar pemerintah untuk menutup pasar tradisional jika para pedagang tidak mau melakukan tes cepat atau dan tes usap untuk memutus mata rantai penularan virus corona.

"Kalau tidak mau dicek atau diperiksa lebih baik pasarnya ditutup saja," katanya saat dihubungi di Jakarta seperti dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari situs Antara pada Rabu, 1 Juli 2020.

Roy menganggap langkah tegas sangat diperlukan pemerintah terutama saat tenaga medis ingin memeriksa para pedagang di pasar tradisional.

Baca Juga: Rahmat Effendi: Tidak Ada Peningkatan Angka Kematian karena Covid-19 

Apalagi, lanjut Roy, masih ditemukan pedagang yang menolak dan bahkan mengusir tenaga medis yang ingin melakukan tes virus corona.

Menurut Roy, jika tidak ada langkah tegas yang dilakukan pemerintah, dikhawatirkan pasar tradisional bisa menjadi klaster penularan baru virus corona di Indonesia yang hingga kini jumlahnya terus bertambah.

"Kalau tidak mau dites tinggal menunggu waktu saja sudah pasti jadi sarang penularan," katanya.

Di samping itu, hal tersebut juga bisa terjadi karena pemerintah dianggap terlalu kompromi dengan masyarakat dalam mengatasi pandemi virus corona sehingga kurang tegas.

Baca Juga: Mulai Hari Ini PPDB Kota Bekasi Resmi Dibuka, Simak Alur Pendaftarannya 

"Pemerintah memang kasihan sama rakyatnya tapi harus ada juga sebuah prosedur aman yang dijalankan," ujaranya.

Pengamat kebijakan publik itu juga mengingatkan sebelum melakukan tindakan tegas, pihak-pihak terkait perlu melakukan sosialisasi dengan cara persuasif kepada masyarakat sehingga dapat diterima.

Sebelumnya, data dari IKAPPI, sekitar 768 kasus positif virus corona ditemukan di 112 pasar.

Jika dibandingkan dengan 14.350 pasar tradisional, jumlah pasar yang memiliki kasus positif terbilang sedikit.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler