Demo Penolakan TKA Tiongkok Kian Memanas, KSPI Pertanyakan Alasan Tak Pakai Lulusan Kampus Lokal

- 1 Juli 2020, 06:35 WIB
WARGA Desa Ambaipua, Kecamatan Ranomee, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra) yang berdatangan menyaksikan aksi demonstrasi penolakan kedatangan ratusan TKA asal China di simpang empat Bandara Haluoleo Kendari pada Selasa, 30 Juni 2020 malam.*
WARGA Desa Ambaipua, Kecamatan Ranomee, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra) yang berdatangan menyaksikan aksi demonstrasi penolakan kedatangan ratusan TKA asal China di simpang empat Bandara Haluoleo Kendari pada Selasa, 30 Juni 2020 malam.* /ANTARA/Harianto/

PR BEKASI – Gelombang pertama kedatangan Tenaga Kerja Asing Tiongkok telah tiba dan tengah menjadi karantina selama 14 hari dan dipantau oleh Dinas Kesehatan dari Konawe, Sulawesi Tenggara.

Menjelang kedatangan berikutnya, polisi pun bersiaga lantaran suara-suara penolakan dari masyarakat masih terus terjadi bahkan kian memanas.

Aksi demonstrasi disertai dengan sweeping dilakukan oleh para pengunjuk rasa terhadap setiap mobil yang keluar dari Bandara Haluoleo Kendari tepatnya di simpang empat bandara ini, Desa Ambaipua, Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara.

Masyarakat sekitar pun tampak menikmati proses sweeping tersebut hingga Selasa, 30 Juni 2020 malam.

Baca Juga: Underpass Senen Ditutup Satu Bulan, Berikut Jalan Alternatif yang Dapat Dilalui 

Suara penolakan pun juga dilantangkan oleh Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal yang meminta pemerintah untuk segera memulangkan para tenaga kerja asing asal Tiongkok tersebut ke negara asalnya.

Said mengatakan dengan mempekerjakan warga negara Tiongkok, pemerintah secara tidak langsung telah menciderai perasaan para tenaga kerja lokal terlebih mereka yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat merebaknya pandemi di Indonesia.

“Di tengah dan banyak buruh yang kehilangan pekerjaan, mengapa TKA justru diizinkan bekerja di Indonesia? Bukankah akan lebih baik jika pekerjaan tersebut diberikan untuk rakyat kita sendiri,” tutur Said dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari RRI.

Said mengaku heran dengan keputusan pemerintah yang bersikeras tetap mempekerjakan warga negara Tiongkok jika hanya karena alasan membutuhkan keahlian mereka terlebih kemampuan para tenaga kerja lokal banyak yang jauh lebih kompeten.

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x