Sindir Gibran Calon Tunggal di Pilkada Solo, Rocky Gerung: Masa, Kotak Kosong Versus Otak Kosong

22 Juli 2020, 15:42 WIB
Rocky Gerung sindir Gibran Rakabuming-Teguh Prakosa di Pilkada Solo 2020. /YouTube Rocky Gerung Official

PR BEKASI - Pilkada Solo 2020 kini tengah hangat dibicarakan orang-orang, termasuk pengamat politik, Rocky Gerung yang ikut memberikan komentarnya.

Pilkada Solo 2020 kali ini menjadi sorotan usai majunya putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka yang diusung oleh PDI Perjuangan (PDIP).

Rocky Gerung mengumpamakan kondisi tersebut bagaikan anak dan busur panah. Jokowi ia sebut sebagai busur panah, sedangkan Gibran sendiri sebagai anak panahnya.

Perumpamaan tersebut disampaikan dalam tayangan YouTube Rocky Gerung Official pada Selasa, 21 Juli 2020.

Baca Juga: Vaksin Virus Corona CanSino dari Tiongkok Terbukti Aman bagi Tubuh Saat Uji Klinis 

Namun menurut Rocky Gerung, anak panah yang dimaksudkan bisa menjadi anak panah kehidupan, tetapi juga bisa menjadi anak panah kekuasaan. Dikatakannya hal itu bergantung bagaimana busur panah memfungsikannya.

"Saya enggak tahu Gibran yang hari ini dipercakapkan orang, apakah ayahnya juga memaksudkan dia sebagai anak panah kehidupan atau anak panah kekuasaan," kata Rocky Gerung, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com.

Jika melihat kondisi yang terjadi dengan merujuk majunya Gibran Rakabuming di Pilkada Solo 2020, maka Rocky Gerung menilai Jokowi menggunakan anak panahnya untuk itu menjadi anak panah kekuasaan. Dengan begitu tidak lain adalah sebagai bentuk nepotisme.

Baca Juga: Membanggakan, Ubud Masuk 25 Kota Terindah dan Terbaik di Dunia 

"Kalau dia anak panah kehidupan, maka ada wisdom (harapan), yaitu sang ayah pasti mengarahkan anak panahnya kendati bukan berasal, bukan keinginan dia tapi dia menjadi busur supaya anak panahnya menjadi contoh di masa depan, menjadi contoh dari berhentinya nepotisme," kata Rocky Gerung.

"Tetapi justru sang ayah menjadikan anak panahnya itu contoh buruk dari nepotisme," sambungnya.

Rocky Gerung menyebutnya sebagai contoh nepotisme yang paling buruk atau bisa dikatakan lebih dari sekadar nepotisme. Karena seperti yang diketahui, nepotisme adalah masih dalam batas keponakan.

Sedangkan Gibran sudah merupakan anak kandung dari Jokowi.

Baca Juga: Resmi, Pemerintah Tetapkan Iduladha pada Jumat, 31 Juli 2020 

"Karena kalau kita sebut nepotisme itu dari kata nepos artinya ponakan, ini bukan lagi ponakannya, ini anaknya," katanya.

"Jadi bukan nepos lagi, ini sudah sonsisme, putraisme, dan itu bagian paling buruk dari demokrasi."

Lebih lanjut, Rocky Gerung membenarkan bahwa majunya Gibran Rakabuming ke Pilkada Solo 2020 merupakan hak otonom setiap individu.

Namun menurutnya, hak tersebut berlaku jika seseorang benar-benar tidak memiliki hubungan atau pengaruh dengan pihak lain di perpolitikan, terlebih orang nomor satu di Indonesia.

Baca Juga: Dua Hari Terlihat Bicara Sendiri, Seorang Perempuan Ditemukan Tewas di Depok 

"Tentu orang bisa bilang ya itu otonom untuk mencalonkan atau tidak mencalonkan," kata Rocky Gerung.

"Dia menjadi otonom kalau tidak di dalam spire of influence dari ayahnya yang adalah presiden," katanya.

"Kan problem kita spire of influence presiden akan bekerja mendahului netralitas Pilkada," ujarnya.

Ia bahkan menyarankan Jokowi langsung saja melantik Gibran Rakabuming lewat Perpres ketimbang bertarung lewat Pilkada.

Baca Juga: Detik-detik Pesepak Bola Rusia Tersambar Petir Saat Pemanasan di Lapangan 

Rocky gerung menyebut kini beredar nyinyiran yang menyebut terkait Gibran yang melawan kotak kosong.

"Jadi meme sekarang kalau kotak kosong yang kalah di Solo yang menang siapa? Jadi kotak kosong versus otak kosong," katanya.***

Editor: M Bayu Pratama

Tags

Terkini

Terpopuler