Peneliti LIPI: Mutasi Virus Corona D614G Terdeteksi dari Surabaya hingga Jakarta

31 Agustus 2020, 17:46 WIB
Ilustrasi virus corona. /

 

 

PR BEKASI - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) membenarkan adanya varian mutasi virus corona SARS-CoV-2 di beberapa kota di Indonesia.

Dilansir Pikiranrakyat-Bekasi.com dari RRI, mutasi virus yang dinamakan D614G itu telah ditemukan dari Surabaya hingga Jakarta.

Kepala Laboratorium Rekayasa Genetika Terapan dan Protein Desain LIPI, Wien Kusharyoto mengatakan, D614G ditemukan setelah mengurutkan sekuens genom utuh atau Whole Genome Sequencing (WGS) virus SARS-CoV-2 dari Indonesia.

Baca Juga: Duet dengan Ariana Grande dalam Lagu 'Rain on Me', Lady Gaga Raih Tricon MTV Video Music Awards 2020

"Mutasi tersebut terdeteksi berdasarkan hasil WGS yang sudah di-submit ke GISAID (Global Initiative on Sharing All Influenza Data)," katanya, pada Senin, 31 Agustus 2020.

Berdasarkan data pada GISAID, Wien membeberkan, sudah ada minimal delapan hasil WGS, yang menunjukkan mutasi D614G di Indonesia.

Wien menyebut, dua mutasi D614G ditemukan di Surabaya sejak akhir Maret atau awal April 2020 lalu.

Baca Juga: Fachrul Razi Tepis Isu RUU Cipta Kerja Ancam Eksistensi Pesantren dan Berpeluang Pemidanaan Ulama

Lalu, dua mutasi D614G di Yogyakarta, dua di Bandung, dan dua dari LIPI berdasarkan sampel dari Tangerang serta Jakarta.

Wien menjelaskan, jika virus D614G diperkirakan lebih mudah menginfeksi sel.

Hal ini terjadi karena lebih mudah berikatan dengan reseptornya ACE2, serta lebih mudah fusi dengan membran sel dan kemudian masuk kedalam sel.

"Namun hal tersebut baru ditunjukkan berdasarkan hasil eksperimen di laboratorium, belum berbasis proses infeksi alaminya," ujarnya.

Baca Juga: 9 Drama Korea Terbaru yang Tayang September 2020, Berikut Sinopsis Love Revolution hingga AMANZA

Meski demikian, Wien enggan menyebut virus D614G terkait dengan peningkatan tajam kasus virus corona di Indonesia.

Dia berkata hal tersebut masih perlu ditelusuri dan diteliti lebih jauh lagi.

Pasalnya, peningkatan tajam dapat pula terjadi karena melemahnya kesadaran masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan.

Seperti mengenakan masker, mencuci tangan lebih sering, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan, terutama di ruangan tertutup dengan ventilasi yang tidak memadai.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler