31.475 Orang Mendaftar Jadi Relawan Satgas Covid-19, Baru 6.523 yang Terlatih dan Sisanya Menunggu

13 September 2020, 10:44 WIB
Tangkapan layar-Wakil Koordinator Program Bidang Relawan Satgas Penanganan COVID-19, Prasetyo Nurhardjanto (kiri) dan relawan Pendampingan Dapur Nasi Murah, Yuly Khusniah (tengah) menjelaskan mengenai tugas para relawan di Graha BNPB Jakarta, Sabtu. 12 September. /ANTARA/Tangkapan kayar YouTube BNPB Indonesia/pri. /

 

PR BEKASI - Sebanyak 31.475 orang telah mendaftarkan dirinya untuk menjadi relawan Satuan Tugas Penanganan COVID-19 dan sebanyak 6.523 orang sudah terlatih untuk selanjutnya ditempatkan dalam penugasan masing-masing.

Namun, tim koordinator belum bisa menerima dan melatih seluruh relawan yang mendaftar karena terkendala keterbatasan yang ada.

Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Koordinator Program Bidang Relawan Satgas Penanganan COVID-19, Prasetyo Nurhardjanto dalam keterangannya di Graha BNPB Jakarta, Sabtu, 12 September 2020.

Baca Juga: Masih Banyak Pelanggar Protokol Kesehatan, Mahfud MD Gemas: Saya Akan Minta Polisi Tangkap Mereka!

Dari seluruh relawan yang mendaftar tersebut terbagi menjadi 6.721 relawan medis dan 24.754 orang mendaftar sebagai relawan non medis.

Prasetyo menuturkan, relawan medis yang merupakan tenaga medis seperti dokter, perawat dan lainnya ditempatkan di rumah sakit khusus COVID-19 seperti di RS Darurat Wisma Atlet dan RS Darurat Pulau Galang atau rumah sakit rujukan yang kekurangan sumber daya kesehatan.

Sementara, relawan non medis dibagi menjadi beberapa kelompok untuk memberikan pendampingan kepada masyarakat seperti pendampingan di rumah ibadah, pesantren, program nasi murah, panti jompo, kawal protokol kesehatan, dan lain-lain.

Baca Juga: Selain Membuat Mood Jadi Lebih Baik, Cokelat Ternyata Bisa Membuat Jantung Lebih Sehat

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Prasetyo menjelaskan tiap relawan yang mendaftar akan dibekali dengan empat materi dasar sebelum siap diterjunkan.

"Materi tersebut tentang relawan dan dasar-dasar kerelawanan, tentang COVID-19 dan protokol kesehatan, materi update situasi terakhir, dan tentang menjaga motivasi,” kata Prasetyo.

“Kami harus mengelola sekitar 31.000 relawan dalam keterbatasan, prioritas kami untuk daerah dengan status PSBB terlebih dulu. Prosesnya tidak mudah sehingga banyak relawan yang menunggu," katanya.

Baca Juga: Apple Face Mask, Makser yang Didesain Khusus oleh Perancang iPhone Khusus untuk Karyawannya

Salah satu relawan Pendampingan Dapur Nasi Murah, Yuly Khusniah mengatakan dirinya baru bisa bergabung menjadi relawan setelah menunggu tiga bulan sejak pertama kali mendaftar.

Yuly mendapatkan tugas menjadi pendamping dalam program nasi murah yang dibuat oleh Satgas Penanganan COVID-19.

Program nasi murah tersebut bertujuan mengorganisasi kelompok masyarakat yang terdampak COVID-19 untuk bisa berjualan nasi murah kepada orang lain yang membutuhkan.

Baca Juga: MSI Hadirkan Laptop Modern 14 dengan Kartu Grafis MX330 dan Dua Warna Baru

Kelompok masyarakat yang mengalami PHK, tidak mendapatkan pekerjaan diberikan modal untuk bisa berjualan nasi murah yang dijual tidak lebih dari Rp5.000.

Tugas Yuly adalah membantu mendampingi kelompok masyarakat tersebut agar bisa menjalani program nasi murah dengan anggaran yang telah disediakan oleh tim koordinator relawan Satgas Penanganan COVID-19.

"Suka dukanya, senang melihat masyarakat merasa terbantu, jujur teman saya juga banyak yang di-PHK, gaji berkurang, atau dirumahkan. Susahnya mengakomodir beberapa kelompok masyarakat yang ingin bergabung, kata Yuly.

Baca Juga: Cek Fakta: Mobil Esemka yang Diresmikan Joko Widodo Disebut Buatan Komunis Tiongkok

“Setelah ditugaskan bentuk kelompok masyarakat, ternyata antusias masyarakat itu besar. Saya dan teman-teman agak kerepotan membagi mana kelompok masyarakat yang benar-benar membutuhkan, tapi alhamdulillah sampai detik ini masih lancar,” tuturnya.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler