Maskapai Penerbangan Ini Akan Tutup Cabangnya di Indonesia, Wakil Ketua: Kami Kehabisan Uang

20 Oktober 2020, 20:14 WIB
Maskapai Penerbangan Air Asia. /ANTARA

PR BEKASI – Salah satu maskapai yang beroperasi di Indonesia dengan biaya penerbangan yang terjangkau dan cenderung murah saat ini berada dalam kondisi hampir gulung tikar.

Maskapai Penerbangan AirAsia X berencana menutup cabangnya di Indonesia dalam upaya untuk memangkas biaya dan menyelamatkan bisnisnya yang lebih luas. AirAsia X membutuhkan dana lebih dari 100 juta dolar AS untuk menghindari likuidasi.

"Kami kehabisan uang," ucap wakil ketua AirAsia X, Lim Kian Onn, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Simple Flying pada Selasa, 20 Oktober 2020.

Baca Juga: Trending di YouTube, Renatta Moeleok: Masak bisa Menjadi Karir Profesional untuk Perempuan

Orang-orang yang sering melakukan bepergian pasti akrab dengan Air Asia. Air Asia yang secara resmi dikenal sebagai AirAsia Berhad dipimpin oleh Tony Fernandes yang berbasis di Malaysia.

Berabagai afiliasi maskapai telah memisahkan diri dari induk kapal Malaysia. Maskapai-maskapai ini berbagi nama dan merek AirAsia yang memiliki basis atau cabang di negara-negara lain dengan entitas perusahaan yang terpisah.

AirAsia asli biasanya memiliki saham yang signifikan dalam afiliasi maskapai penerbangan AirAsia. Maskapai yang beroperasi di Indonesia adalah Indonesia AirAsia.

Baca Juga: Lowongan Kerja Oktober 2020 untuk Lulusan S1 di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Indonesia AirAsia merupakan maskapai penerbangan bertarif rendah yang berbasis di Tangerang, Indonesia. Maskapai ini mengoperasikan layanan penerbangan domestik dan internasional yang terjadwal.

Indonesia AirAsia X juga mengoperasikan penerbangan internasional dari Bandara Ngurah Rai, Bali. Indonesia AirAsia X terakhir kali menutup pintu kabinnya pada awal 2019.

"Jelas, bank tidak akan membiayai perusahaan tanpa pemegang saham, baik yang lama maupun baru, memasukkan ekuitas baru. Jadi, prasyaratnya adalah ekuitas baru," kata Lim Kian Onn.

Baca Juga: Digelar Akhir November, Munas MUI akan Bahas Sejumlah Fatwa

Indonesia memiliki saham sebesar 45 persen di AirAsia Berhad. Indonesia AirAsia terbang ke sekira 15 tujuan domestik dan 6 tujuan internasional dengan 30 armada pesawat Airbus A320-200

Maskapai ini mencapai tingkat ketenaran pada 2014 ketika sebuah Airbus A320 yang terbang dari Surabaya menuju Singapura jatuh di Laut Jawa serta menewaskan 162 penumpang dan awak dalam penerbangan tersebut.  

Kecelakaan itu dikaitkan dengan kesalahan pilot setelah ditemukannya kesalahan dalam kendali kemudi. Akan tetapi, kecelakaan tersebut tidak mempengaruhi reputasi Indonesia AirAsia dan penerbangannya di Indonesia.

Baca Juga: Hari Terakhir, Program Beasiswa LPDP 2020 Buka Pendaftaran Hingga Hari Ini, Selasa, 20 Oktober 2020

Indonesia AirAsia tetap banyak diminati dan digunakan banyak orang yang hendak bepergian karena tarifnya yang relatif murah.

Saat ini AirAsia sedang mengalami likuiditas serius dan ini memang tidak bisa diselesaikan hanya dengan menutup AirAsia di Indonesia.

AirAsia menghadapi krisis serius, mereka memiliki utang sebesar 500 juta dolar seperti yang disebutkan Lim Kian Onn, tidak ada uang untuk membayar tagihannya.

Baca Juga: Ahok Dinilai Tidak Akan Mampu Menjadi Presiden RI, Pengamat: Di DKI Saja Kalah

Selama dekade berikutnya, ada sekira 14 miliar dolar utang yang akan jatuh tempo terdiri atas biaya sewa pesawat, biaya kontrak perawatan pesawat, dan yang lainnya.

"Ada banyak lessor (perusahaan jasa di bidang pesawat), ada juga yang sangat besar. Kami telah berbicara dengan mereka selama dua bulan. Dapat dimengerti bahwa mereka semua kesal," tutur Kim Lian Onn.

Selain menutup Indonesia AirAsia, AirAsia Berhad juga telah menghapus 45 persen sahamnya di Thai AirAsia. Seminggu yang lalu, maskapai AirAsia yang berafiliasi di Jepang juga ditutup.

Baca Juga: Ruang Tamu Berada di Indonesia dan Dapur di Malaysia, Desain Interior Rumah Ini Viral di Medsos

Masa depan AirAsia Berhad masih belum bisa ditentukan apakah masih bisa bertahan atau tidak.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Simple Flying

Tags

Terkini

Terpopuler