La Nina Berpotensi Sebabkan Banjir dan Longsor, Kemensos Tingkatkan Kewaspadaan di Sejumlah Daerah

26 Oktober 2020, 13:15 WIB
Kondisi Langit dengan Awan Lebat disertai Petir, Fenomena La Nina Menyebabkan Bencana Hidrometeorologi /PIXABAY/Felixmitermeier

PR BEKASI - Menteri Sosial (Mensos) Juliari P. Batubara memastikan kesiapsiagaannya dalam mengantisipasi datangnya bencana.

Karena menurutnya saat beberapa wilayah di Indonesia sudah memasuki musim penghujan. Bahkan di beberapa daerah sudah ada yang mengalami banjir.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Atara pada Senin, 26 Oktober 2020, diketahui, sejumlah kawasan rawan di Provinsi DKI Jakarta dinilai perlu mendapat perhatian paling serius.

Baca Juga: Luhut Dikritik oleh Cucu Sendiri karena Buruknya Komunikasi, Rocky Gerung: Percuma Bikin Website

Ada sejumlah alasan DKI Jakarta ditempatkan sebagai daerah yang mendapat perhatian tinggi di fase kesiapsiagaan bencana.

“Selain ancaman banjir kiriman dari kawasan Puncak, Bogor, DKI Jakarta juga rentan dengan ancaman rob. Banjir di DKI juga kerap dikaitkan dengan banjir 5 tahunan, 10 tahunan, dan sebagainya yang tidak terduga,” kata Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) Kemensos Syafii Nasution, di Jakarta pada Minggu, 25 Oktober 2020.

Selain itu, Syafii juga mengatakan pertimbangan lainnya, karena tingginya populasi di DKI Jakarta dengan berbagai fasilitas vital yang juga berdiri di ibu kota negara.

Baca Juga: Warganet 'Marah' Lewat #SaveKomodo, Bintang Emon: Orang Lokal Dibiarin Dapat Duit dari Kerja Kasar

“Hal ini menimbulkan resiko lebih tinggi timbulnya korban jiwa dan juga harta benda,” kata Syafii menambahkan.

Meski demikian, dia mengatakan, Kemensos bersama intansi terkait juga tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap sejumlah daerah rawan bencana banjir dan longsor.

Di antara kawasan itu, yakni sepanjang daerah aliran sungai-sungai besar di Jawa, seperti Sungai Ciliwung, Sungai Cisadane, Sungai Citarum, Sungai Begawan Solo, termasuk Sungai Kapuas di Kalimantan, dan sejumlah kawasan lain, di seluruh pelosok tanah air.

Baca Juga: Lahan Parkir Mal Senayan City Terbakar Dahsyat, Diduga Berasal dari Korsleting Listrik

Untuk meningkatkan kesiapsiagaan, Kemensos telah menjalin koordinasi dengan instansi terkait.

Salah satunya dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Selain itu, oihaknha juga sudah menjalin kerjasama dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), TNI AD, khususnya Korps Komando Pasukan Khusus (Kopassus), dan sebagainya.

Baca Juga: Sentil Jokowi Soal Pembangunan 'Jurassic Park', Fiersa Besari: Manusia aja Dicuekin, Apalagi Komodo

“Jadi penanganan bencana ini sifatnya memang sinergi antar-lembaga. Kami telah menggelar rapat-rapat koordinasi, terutama dengan dinas sosial termasuk Dinas Sosial DKI Jakarta,” katanya.

Sementara, rapat koordinasi makin intensif dilakukan didasari alasan untuk meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana dan longsor sejalan dengan makin tingginya curah hujan pada bulan-bulan mendatang yang didorong oleh fenomena La Nina.

Mengutip prakiraan cuaca BMKG, Syafii mengatakan bahwa saat ini telah terjadi fenomena La Nina.

Baca Juga: Muak dengab Ulah Anak Buahnya, Kapolri Minta Hukum Mati Polisi yang Terlibat Narkoba

“Fenomena La Nina meningkatkan curah hujan sebesar 20 persen hingga 40 persen lebih tinggi. Ini tentu berpotensi menimbulkan banjir dan longsor di sejumlah daerah rawan,” katanya.

BKMG juga menyatakan, puncak La Nina diprediksi akan terjadi pada November hingga Desembera 2020 mendatang. Tapi, dampaknya bisa sampai awal tahun 2021.

“Kami mengimbau kepada masyarakat di sepanjang kawasan tersebut untuk meningkatkan kewaspadaan. Karena bencana bisa datang sewaktu-waktu,” kata Syafii.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler