Mendadak Bahas Posisi Ketum PDIP, Megawati: Saya Nggak Akan Selamanya Jadi Ketum

29 Oktober 2020, 12:42 WIB
Megawati Soekarnoputri. /Pikiran Rakyat/

PR BEKASI - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Megawati Soekarnoputri tiba-tiba berbicara soal masa depan partai berlogo kepala banteng tersebut yang oleh dirinya tidak bisa dipimpin selamanya.

Ucapan Megawati tersebut diartikan oleh beberapa pihak sebagai isyarat bahwa ibunda dari Ketua DPR RI Puan Maharani tersebut, akan segera meletakan jabatannya dari posisi ketua umum partai yang dia pimpin sejak 1999 lalu.

Dirinya mengatakan hal tersebut dalam acara peresmian sebanyak 13 kantor, satu patung Soekarno, dan satu sekolah partai pada Peringatan Hari Sumpah Pemuda yang dilakukan secara virtual dari Jakarta, Rabu, 28 Oktober 2020.

Baca Juga: Mudahkan Pelaku UMKM untuk Bayar QRIS, Cukup Unggah Lewat ShopeePay dari Galeri HP

Putri dari Mantan Presiden ke-1 Soekarno tersebut mengatakan meskipun dirinya suatu saat nanti tidak akan memimpin lagi partai bentukannya tersebut, namun diharapkan para anggotanya harus tetap menghormati hasil kongres partai sebagai institusi tertinggi yang ada di partai.

"Tentu saya nggak akan selamanya jadi ketua umum, tentu nggak semua jadi DPP. Tapi partai ini akan terus jalan dan tetap kongres partai adalah institusi tertinggi partai yang harus ditaati karena semuanya harus hadir dari paling bawah," ucap Megawati Soekarnoputri.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari RRI, Kamis, 29 Oktober 2020, suami dari mendiang mantan Ketua MPR RI Taufik Kiemas tersebut bercerita mengatakan masih banyak kader PDIP yang tidak disiplin dalam mengurus partai.

Baca Juga: Bantah Keretakan Rumah Tangganya dengan Rizky DA, Nadya Mustika: Alhamdulillah, Kita Baik-baik Saja

Padahal, dirinya mengatakan para kader partai tersebut saat ini hanya tinggal menikmati dan meneruskan cita-cita dan perjuangan partai, tanpa harus mengikuti perjalan para pendiri dalam rangka membesarkan partai sejak semula bernama PDI pada era Orde Baru.

"PDIP ini istilahnya sudah tinggal enak masuk, tapi masih banyak di kalangan PDIP yang kurang disiplin," kata Megawati.

Mantan Presiden Indonesia ke-5 ini pun meminta kepada pengurus partai yang belum mempunyai kantor agar segera membangun kantor sebagai wadah anggota partai bertemu dan menampung aspirasi dari masyarakat.

Baca Juga: Buat Warganet Iri, Ridwan Kamil Pamer Keromantisan di Tengah Guyuran Hujan Bersama sang Istri

"Gimana akan maju kalau enggak bisa bertemu rakyat. Karena dompleng, nyewa, kontrak. Itulah dalam keputusan saya semua aset partai adalah milik DPP partai," kata Megawati.

Seperti diketahui, partai yang identik dengan warna merah tersebut merupakan pecahan dari PDI bentukan 1973 yang lahir setelah peristiwa berdarah Kudatuli pada 27 Juli 1996.

Setelah peristiwa berdarah tersebut, PDI akhirnya terbagi menjadi dua buah partai pada 1999, yaitu PDIP pimpinan Megawati Soekarnoputri serta Partai Penegak Demokrasi Indonesia (PPDI) pimpinan Budi Hardjono.

Baca Juga: Sokong Pemerintah Kecam Sikap Presiden Prancis, Menag: Kebebasan Berpendapat Tidak Boleh Kebablasan

Namun, yang dinilai berhasil meraih masa dari PDI sebelumnya adalah PDIP, sedangkan PPDI gagal meraih suara dari bekas PDI hingga akhirnya bubar pada 2014 setelah menyatakan diri bergabung ke Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) akibat gagal lolos verifikasi Pemilu.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: YouTube PDI Perjuangan

Tags

Terkini

Terpopuler