PR BEKASI - Politisi Partai Gerindra Fadli Zon menilai Presiden Rusia, yaitu Vladimir Putin sebagai sosok pemimpin yang hebat.
Hal itu disampaikannya dengan menilai sejumlah sikap yang ditunjukan oleh Vladimir Putin selama ini, terutama dalam menyikapi isu global.
Pernyataan Fadli Zon tersebut diungkapkan setelah mengetahui kabar terkait pernyataan Vladimir Putin yang menilai bahwa dunia Barat telah gagal dalam hal multikulturalisme dan pernyataan terkait Putin lainnya dalam melihat terjadinya penghinaan terhadap agama di Perancis pada beberapa bulan lalu.
Baca Juga: Telepon Presiden Palestina, Jokowi Bantah Rencana Berdamai dengan Israel
Sebab itu, Fadli Zon dalam penjelasannya mengatakan bahwa Vladimir Putin sebagai sosok yang jeli melihat situasi yang ada dan dapat mencari solusi terbaik dalam menyelesaikan masalah.
Mirip dengan Indonesia, Rusia juga merupakan negara dengan beragama etnis serta keyakinan seperti Kristen dan agama lainnya, termasuk Islam dengan jumlah pengikut terbanyak kedua.
Namun dengan keberagaman itu, menurut Fadli Zon, Rusia di bawah kepemimpinan Vladimir Putin dapat bersatu. Oleh karena itu, ia beranggapan bahwa orang-orang Rusia merupakan orang-orang yang beruntung.
"Putin memang pemimpin hebat. Ia tahu masalah dan bagaimana solusinya. Ia mengerti rakyatnya dan bagaimana mempersatukannya meskipun ada perbedaan. Beruntunglah orang Rusia punya pemimpin seperti Putin," kata Fadli Zon, seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari akun media sosial Twitter miliknya @fadlizon, Jumat, 18 Desember 2020.
Putin memang pemimpin hebat. Ia tahu masalah n bagaimana solusinya. Ia mengerti rakyatnya n bagaimana mempersatukannya meskipun ada perbedaan. Beruntunglah org Rusia punya pemimpin spt Putin. https://t.co/QfQ0lFGIyM— FADLI ZON (Youtube: Fadli Zon Official) (@fadlizon) December 18, 2020
Baca Juga: Puan Maharani: Indonesia Berdiri Menentang Penjajahan Israel
Sebelumnya, Vladimir Putin dalam konferensi pers akhir tahun ini, sempat menyindir kebebasan berpendapat di dunia barat yang menurutnya dilakukan dengan cara tidak adil dan sepihak.
Ungkapan itu diduga terkait dengan kebebasan pada kasus penerbitan kartun Nabi Muhammad SAW oleh majalah Charlie Hebdo di Prancis yang dianggap sebagai bentuk kebebasan bersuara atau berekspresi.
“Dimana batas kebebasan yang satu dengan kebebasan yang lain?” kata Putin.
Sementara menurutnya yang terjadi adalah ketika seseorang melakukan kebebasan, namun justru kebebasan orang lain harus berakhir.
Baca Juga: Sindir Kebebasan Prancis, Vladimir Putin Anggap Multikulturalisme Barat Telah Gagal
Dicontohkan oleh Putin bahwa ketika seseorang telah menghina agama dan melukai perasaan orang lain, hal itu akan mendatangkan tanggapan atau reaksi. Namun tanggapan tersebut justru tidak diperbolehkan dan ditentang.
“Bertindak sembarangan, menghina hak dan perasaan orang beragama, harus selalu ingat akan ada reaksi balik yang tak terhindarkan. Tapi, di sisi lain, ini tidak boleh agresif," kata Vladimir Putin.
Sebab ingin memastikan bentuk penghinaan agama tidak terjadi, diketahui pada pekan lalu, Vladimir Putin menginstruksikan kementerian luar negeri Rusia untuk mengadakan diskusi bersama organisasi internasional.
Diskusi tersebut untuk membicarakan masalah seputar penghinaan terhadap keyakinan umat beragama yang dapat memicu kebencian dan konflik antaragama.***