Sebut Mesti Ada Negara yang Tawari Jack Ma Status, Jimly Asshiddiqie: Jadi WNI juga Ok

- 5 Januari 2021, 16:10 WIB
Senator DPD RI, Jimly Asshiddiqie.
Senator DPD RI, Jimly Asshiddiqie. /Antara/Fathur Rochman./

PR BEKASI - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Asshiddiqie dalam cuitannya menyoroti hilangnya sosok pengusaha terkenal dunia asal China yaitu Jack Ma pemilik dari perusahaan Alibaba Group.

Pasalnya Jack Ma yang selama ini kerap menjadi sorotan publik, seolah tidak lagi terlihat di manapun setelah ia terakhir kali memberikan pidato mengkritik sistem regulasi pemerintahan di China.

Sebab itu tokoh terkaya di China yang mendunia itu kini menjadi sorotan pemberitaan dunia yang mencari-cari keberadaannya.

Baca Juga: Eks Personel Trio Macan Chacha Sherly Meninggal Dunia Akibat Kecelakaan Beruntun di Tol Semarang

Menanggapi isu ini, Jimly Asshiddiqie berharap Jack Ma dalam keadaan baik dan tidak mengalami masalah saat ini.

Lebih jauh ia berpandangan jika Jack Ma mengalami konsekuensi atas kritiknya terhadap pemerintah, maka negara lain perlu membantunya dengan memberi kewarganegaraan.

Bahkan Jimly Asshiddiqie juga menyatakan jika Indonesia siap menampung sosok yang selama ini dianggap inspiratif itu, maka Jack Ma bisa saja menjadi warga negara indonesia (WNI).

Baca Juga: Piala Liga: Derby Manchester Akan Tersaji di Semifinal Carabao Cup

"Ada berita hilangnya Jack Ma dari publik selama bulan-bulan terakhir setelah beredar berita tentang kritiknya terhadap pemerintahan RRC. Semoga tidak apa-apa. Baik juga jika dunia akal sehat bisa bantu selamatkan & mesti ada negara yang tawarkan status bila perlu jadi warga negara. Kalo kita siap, WNI juga ok," cuit Jimly Asshiddiqie, seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari akun Twitter @JimlyAs, Selasa, 5 Januari 2021.

Sementara itu, sebelumnya Jack Ma terakhir kali terlihat oleh publik ketika menyampaikan pidato berisi kritik terhadap kebijakan pemerintah China bulan Oktober 2020 terkait sistem regulasi China serta menyerukan reformasi sistem yang dianggap menahan inovasi bisnis.

Baca Juga: Berharap Pers Dapat Lebih Bermanfaat untuk Masyarakat, Moh Nuh: Kode Etik Jadi Tolok Ukur Utama

Pidato yang dilakukannya di Shanghai itu kemudian dipandang sebagai serangan terhadap otoritas Partai Komunis dan menyebabkan tindakan keras terhadap bisnisnya.

Lewat seminggu dari pidato itu, diketahui bahwa perusahaan bisnisnya yaitu Ant Group yang sebelumnya telah mendapat lampu hijau dari pengawas sekuritas China, menjadi ditangguhkan.

Setelah kritik itu, Jack Ma dikabarkan menghilang dari publik hingga hampir dua bulan lamanya.

Baca Juga: Cek Fakta: Hingga 10 Januari, dengan Mengakses Link Ini Dikabarkan Akan Mendapat Kuota Internet 75GB

Hal ini kemudian menimbulkan spekulasi publik terhadap perseteruan antara antara Jack Ma dengan rezim pemerintah China, yang menyebabkan terjadi tindakan keras terhadap bisnisnya di negara tersebut dan berujung pada hilangnya Jack Ma dari ruang publik.

Untuk diketahui bahwa Ant Group merupakan afiliasi dari Alibaba Group yang mengoperasikan platform pembayaran digital terbesar di China, Alipay.

Jack Ma selama ini dikenal sebagai seorang pengusaha yang kerap memberi motivasi kepada banyak orang, bahkan ucapannya kerap diunggah oleh akun media sosial Instagram untuk memotivasi orang untuk bisa mengambil pelajaran dari Jack Ma yang dianggap sebagai sosok pejuang dalam mewujudkan mimpinya.

Baca Juga: Punya Rencana Besar Terkait Bansos, Pemerintah Targetkan Masyarakat Miskin Jadi 0 Persen di 2024

Selain itu Jack Ma juga dikenal sebagai orang kerap berbagi, seperti bulan pada bulan Maret lalu dengan mengumumkan sumbangan persediaan medis penting, termasuk masker wajah dan alat tes Covid-19, ke India dan enam negara lain untuk membantu memerangi penyebaran virus corona baru.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Twitter @JimlyAS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x