Namun menurutnya, dibalik kesuksesan China tersebut terdapat pelanggaran HAM berat yang jarang diketahui oleh dunia khususnya masyarakat Indonesia.
"Jangan pernah dilupakan bahwa Xi Jinping ini menjadi diktator yang sangat kuat, karena dia menguasai PKC sebagai Sekjen, dia juga Presiden China, dan ketiga seluruh tentara maupun polisi di China itu digenggam oleh Xi Jinping ini sebagai penguasa tunggal polisi dan angkatan darat China seumur hidup," ucapnya.
Baca Juga: Kabupaten Bekasi Belum Dapat Distribusi Vaksin Covid-19, Dinkes: Jadwalnya Belum Dipastikan
Oleh karena itu Amien Rais mengingatkan, tidak perlu bagi rakyat Indonesia untuk berguru kepada komunis China.
"Komunis China ini merupakan pelanggar HAM terberat di muka bumi yang tidak ada taranya dibandingkan dengan negara-negara lain," tuturnya.
Ia juga menceritakan pelanggaran HAM berat di RRC sejak dipimpin oleh Mao Zedong di tahun 1966 hingga 1976.
Baca Juga: Jadwal Bulu Tangkis Thailand Open 2021, Lima Wakil Indonesia Akan Bertanding Hari Ini
"Jadi Mao Zedong ini menggerakan namanya revolusi kebudayaan, untuk membabat sisa-sisa kapitalisme, selama 10 tahun itu Mao Zedong telah membunuh secara sistematik sekitar 30 juta rakyat RRC sendiri," ucapnya.
Oleh karena itu menurut Amien Rais, bagi komunisme nyawa manusia tidak dihargai sama sekali. Ia juga menilai bahwa presiden China saat ini, Xi Jinping adalah Mao Zedong versi kedua.
"Rupanya Xi Jinping ini yang dielu-elukan sebagai Mau Zedong yang kedua itu juga mewarisi DNA komunis ala dia dan sekarang ini kita bisa melihat bagaimana keganasan Xi Jinping ini di Tibet, Uighur, Xinjiang, dan Hongkong, bagaimana mereka ini secara sistematik melakukan pelanggaran HAM berat," tuturnya.