Santri Asal Indonesia Jadi Korban Tabrak Lari di China, Pelaku Beri Santunan Rp1.86 Miliar untuk Keluarga

- 23 Januari 2021, 20:02 WIB
Makam santri Paiton, Muhammad Rendra Sampurna yang menjadi korban tabrak lari.
Makam santri Paiton, Muhammad Rendra Sampurna yang menjadi korban tabrak lari. /ANTARA/HO-Atdikbud KBRI Beijing

PR BEKASI - Pada 30 Desember 2020 dini hari lalu, seorang santri asal Indonesia dikabarkan menjadi korban tabrak lari dari kendaraan roda empat yang melaju tidak terkendali di Xianyang, Provinsi Shaanxi, China. 

Korban bernama Muhammad Rendra Sampurna Wijayadi (21) asal Paiton, Kabupaten Probolinggo Jawa Timur itu di China sedang menempuh pendidikan S1 Teknik Elektronik.

Saat kejadian, korban diketahui sedang bersama teman sekampusnya di Xianyang, yang juga asal Paiton, Indonesia bernama Faiq Iqbal Ainun. Beruntung Iqbal saat terjadi kecelakaan itu masih selamat dengan mendapat luka ringan.

Pelaku penabrakan dikabarkan sempat kabur, namun akhirnya menyerahkan diri kepada pihak kepolisian, pada 1 Januari 2021. Kini, pelaku tersebut dilaporkan telah memberi santunan kepada keluarga korban senilai 132.928 dolar AS atau sekira Rp1.86 miliar.

Baca Juga: Sumringah Larangan Muslim Donald Trump Dicabut, Musni Umar: Mari Kita Apresiasi Joe Biden yang Menarik Ini

Kasus yang menyebabkan kematian warga negara asing di Kota Xianyang ini disebut-sebut menjadi yang pertama kalinya dalam 40 tahun terakhir.

Memberikan kabar terbaru terkait hal ini, Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan (Atdikbud) RI di Beijing Yaya Sutarya mengatakan bahwa uang santunan dari pelaku telah diberikan kepada orang tua dari korban.

"Santunan ditransfer langsung ke rekening orang tua korban di Paiton tanpa ada potongan apa pun," kata Yaya seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Sabtu, 23 Januari 2021.

Untuk diketahui keluarga korban akan menerima asuransi jiwa sekira Rp200 juta serta biaya pengembalian SPP dari pihak Shaanxi Polytechnic Institute, Xianyang, tempat korban menuntut ilmu.

Baca Juga: Lihat Ada Kegelapan dan Kepulan Asap, Peramal Asal Aceh Ramal Mbak You Meninggal di Tahun 2021

"Kalau asuransi sudah cair, Bapak akan kami kontak lagi untuk pengirimannya," kata Yaya ketika menghubungi ayah korban bernama Hatim yang tinggal di Paiton.

Disebutkan oleh Yahya bahwa sebelumnya pihaknya dan staf Protokol dan Kekonsuleran KBRI Beijing telah menemui keluarga dari pelaku tabrak lari, pihak kepolisian, pihak kampus dan mahasiswa Indonesia lainnya di kota tersebut.

"Kami bertemu para pihak tersebut di kepolisian Xianyang. Permintaan maaf sudah kami terima, namun kami tetap menyerahkan sepenuhnya proses hukum yang sudah berjalan," kata Yahya.

Sementara itu pihak keluarga korban di Indonesia telah mengikhlaskan agar putranya di makamkan di Xianyang, China. Alasannya karena proses untuk mengirim jenazah korban ke Indonesia cukup sulit, terlebih dengan pandemi saat ini.

Baca Juga: Sebut Menkes Budi Gunadi 'Gentle' Akui Pemerintah Salah, Gus Umar: Apa Sih yang Gak Kacau di Negara Ini?

Kemudian dari pihak pengurus masjid di Xianyang juga bersedia memberikan lahan untuk pemakaman Rendra pada 7 Januari 2021 lalu, karena telah mengenali korban yang disebut rajin beribadah di masjid tersebut.

Diketahui saat berbicara dengan Hatim selaku ayah korban, disebutkan bahwa pihak keluarga akan menggunakan uang santunan tersebut untuk membangun Msala di lingkungan sekitar PP Mambaul Ulum, Paiton. Tempat itu merupakan tempat sang anak, Rendra menimba ilmu agama sebelum melanjutkan pendidikan sarjananya di Xianyang, China.

"Saya sudah berembuk sama istri, rencana mau dibuatkan musala di pondoknya Rendra," kata Hatim saat dihubungi dengan didampingi ibunda korban, Ismaimunah.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x