Jokowi Malah Bersyukur H-1 Covid-19 Tembus 1 Juta, Rocky Gerung: Ini Akibatnya Jika Sensasi Diprioritaskan

- 27 Januari 2021, 09:57 WIB
Rocky Gerung (kiri) yang mengkritik Presiden Jokowi (kanan) yang malah bersyukur H-1 kasus Covid-19 tembus satu juta di Indonesia.
Rocky Gerung (kiri) yang mengkritik Presiden Jokowi (kanan) yang malah bersyukur H-1 kasus Covid-19 tembus satu juta di Indonesia. /Kolase foto dari YouTube Rocky Gerung Official dan Twitter @KemensetnegRI

PR BEKASI - Sehari sebelum kasus Covid-19 di Indonesia menembus angka satu juta jiwa, Presiden Joko Widodo atau Jokowi malah menyampaikan rasa syukurnya karena bisa mengendalikan krisis kesehatan dan ekonomi akibat pandemi.

"Kita bersyukur, Indonesia termasuk negara yang bisa mengendalikan dua krisis tersebut dengan baik," ujar Jokowi saat memberikan sambutan secara virtual dalam Sidang Majelis Pekerja Lengkap Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Senin, 25 Januari 2021.

Menanggapi hal tersebut, pengamat politik Rocky Gerung mengaku bingung dengan ucapan Jokowi, lantaran pernyataannya tersebut tidak sesuai dengan realitas yang terjadi di Indonesia saat ini.

"Ini soalnya kalau dari awal penanganan Covid-19 berantakan, karena sensasi dimajukan lebih dahulu, 'Kami bisa, kami bisa lakukan ini itu dalam 5 minggu selesai segala macam' itu jadinya kan," ucapnya.

Baca Juga: Lakukan Isolasi Mandiri, Donna Agnesia: Mohon Doa Semoga Aku Cepat Pulih Kembali

Rocky Gerung menyarankan Jokowi saat ini seharusnya mengumpulkan lagi tim yang dibuatnya lalu mengganti narasinya tersebut dengan yang lebih pantas.

"Ganti narasinya, bahwa kita ada dalam keadaan darurat, kita dalam keadaan bahaya. Jangan dia tiba-tiba sebut, 'Ya kita udah bisa atasi, Indonesia termasuk yang mampu untuk bla bla bla' apanya yang mampu, tiba-tiba naik satu juta kok," tuturnya.

Menurutnya, klaim yang disebutkan Jokowi bahwa Indonesia termasuk yang berhasil mengendalikan Covid-19 adalah keliru.

"Jadi dia mengemukakan sendiri dengan basis evaluasi yang ngaco karena tidak ada perbandingan, jadi satu juta itu dibandingkan dengan apa kok mau dibilang sukses, dibandingkan dengan Duterte itu masih jauh, satu per seratus dari Filipina," ucapnya.

Baca Juga: Banyak Kemiripan, The Simpsons Disebut Sudah Prediksi Kamala Harris Jadi Wakil Presiden AS

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube resminya, Rabu, 27 Januari 2021, Rocky Gerung juga menyampaikan bahwa inilah bukti keadaan birokrasi di Tanah Air yang selalu optimis namun kenyataannya berkebalikan.

"Inilah keadaan birokrasi kita yang selalu optimis, ya optimisme itu diperlukan untuk menghasilkan harapan, tetapi data yang ada justru membatalkan harapan itu," tuturnya.

"Tiba-tiba presiden ngomong sendiri seolah-olah data itu nggak ada, kan mestinya data satu juta itu sudah bisa diprediksi dua hari sebelum presiden ngomong," ucapnya.

Padahal seharusnya orang-orang dekat Jokowi menurut Rocky Gerung, seperti Menkes Budi Gunadi Sadikin, Airlangga Hartarto, dan Luhut Binsar Pandjaitan sebagai komandan penanganan Covid-19 bisa memberi sinyal ke Presiden soal kemungkinan satu juta dua hari sebelum pidatonya.

Baca Juga: Cek Fakta: Joe Biden Dikabarkan Gunakan Kitab Illuminati Masonik Saat Disumpah Menjadi Presiden AS

"Sehingga angka satu juta itu ada di kepala presiden atau memang mungkin sudah disodorkan tapi presiden dia lirik, wah hebat ya kita baru 100 ribu, padahal udah satu juta tapi ada satu 0 yang dia tidak bisa baca," ucapnya.

"Jadi ini benar-benar norak, hal yang sepele seperti ini, ini data yang ada di mana-mana kok gak bisa dibaca oleh presiden," sambungnya.

Lebih lanjut, rasa syukur soal Covid-19 yang sudah diucapkan Jokowi sebanyak tiga kali di bulan Januari 2021 ini juga disoroti dan membuat Rocky Gerung kebingungan serta menduga Presiden memang sejak lahir optimistik dan pandai bersyukur

"Saya kira di tim pak Jokowi ada target sebetulnya, kalau belum sampai 10 juta itu artinya bagus, jadi pak Jokowi selalu lihat, 'wah 10 juta belum, ini baru satu juta ini sepersepuluhnya'," tuturnya.

Baca Juga: Soal Bandingkan FPI dengan NU dan Muhammadiyah, Pandji: Lu Mau Maki-maki Gua Boleh

Menurutnya, kejadian semacam ini bertumpu pada kemampuan Jokowi untuk melihat data itu, karena dalam kasus Covid-19, data bisa menjelaskan semuanya, seperti keseriusan negara dalam menangani pandemi ini.

"Jadi soal kita sekarang adalah pada kemampuan beliau sebagai Presiden untuk melihat data itu bicara tentang apa dan dalam perbandingan dengan data negara mana, kan itu intinya, pandemi itu kan soal data sebetulnya," ucapnya.

Kalau memang dia bersyukur kasus Covid-19 di Indonesia tembus satu juta, menurutnya sekalian saja tidak usah ada PSBB atau lockdown.

"Kalau begitu ngapain mesti ada lockdown lagi, kan dianggap sudah mampu, sinyal ke publik jadi ngaco, mestinya publik dibikin khawatir, dibikin takut, supaya ada keseriusan, ini dia malah bilang ya udah bersyukur," tuturnya.

Baca Juga: Pulang ke Florida, Donald Trump Disambut Spanduk 'Presiden Terburuk yang Pernah Ada'

Rocky Gerung pun mengaku sudah menduga ini akan terjadi, karena jika diamati sejak awal, memang terlihat bahwa ada kecenderungan dari pemerintah yang menganggap ini soal yang tidak terlalu serius.

"Artinya sebenarnya bahasanya terlalu mengecil-ngecilkan fakta yang ada," ucapnya.

Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Pusat mengumumkan per Selasa, 26 Januari 2021 pukul 15.55 WIB, terdapat penambahan jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 13.094 orang sehingga total telah mencapai 1.012.350 kasus di Indonesia.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Youtube Rocky Gerung


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah