"Hujan abu dapat terjadi sebagai akibat dari kejadian awan panas guguran," ujar Hanik.
Dengan begitu, Hanik mengimbau kepada masyarakat untuk mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik seperti dengan menggunakan masker, kacamata, dan menutup sumber air.
Baca Juga: Indonesia Sita Kapal Tanker Iran dan Panama, China Konfirmasi Ada 25 ABK Adalah Warganya
Hanik menyatakan bahwa jarak luncur awan panas masih dalam radius bahaya yang direkomendasikan oleh BPPTKG–PVMBG-Badan Geologi, yaitu sejauh 5 kilometer dari Puncak Gunung Merapi pada alur Kali Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
"Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas di daerah yang di rekomendasikan tersebut," ujarnya.
Selain itu, terkait dengan masih musim penghujan, Hanik mengimbau masyarakat untuk mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di puncak Gunung Merapi.
Baca Juga: Ledakan Besar Terpantau di Wilayah Riyadh, Arab Saudi Curigai Ada Tembakan Misil
Lebih lanjut, mengenai dengan potensi bahaya saat ini, Hanik menyatakan bahwa potensi bahaya erupsi Gunung Merapi saat ini berupa guguran lava.
Selanjutnya dengan awan panas pada sektor selatan-barat daya, yaitu meliputi Kali Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih dengan jarak maksimal 5 kilometer dari puncak.
Sedangkan erupsi eksplosif masih berpeluang terjadi dengan lontaran material vulkanik diperkirakan menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.***