PR BEKASI - Luka lama Pilpres 2004 yang melibatkan nama Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Megawati Soekarnoputri kembali diungkit-ungkit oleh sejumlah politisi.
Luka lama tersebut kembali diungkit akibat pernyataan kontroversi mantan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Marzuki Alie yang mengatakan langkah politik SBY telah membuat Megawati kecolongan dua kali.
Terkait hal tersebut, pengamat politik Ray Rangkuti menilai pengungkitan luka lama tersebut didasari oleh faktor kepentingan.
Baca Juga: Masih Terganjal Restu Ayah, Kalina Oktarani dan Vicky Prasetyo Undur Pernikahan Hingga Maret
Baik PDIP dan Demokrat, ungkap Ray Rangkuti, sama-sama diuntungkan dengan adanya konflik terkait pengungkitan luka lama tersebut.
"Saya kira ketidakakuran itu saling menguntungkan. Justru sebetulnya kalau akur, malah saling rugi," ujar Ray Rangkuti sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com pada kanal YouTube TV One pada Sabtu, 20 Februari 2021.
Menurut Ray Rangkuti, PDIP diuntungkan dalam konflik tersebut lantaran memiliki narasi bahwa Megawati tidak pernah melakukan penzaliman terhadap SBY.
Baca Juga: Wajah Baru New Pajero Sport, Desain 'Dynamic Shield' hingga Harga Terbaru di Indonesia
"PDIP mengeklaim bahwa peristiwa 2004 tidak pernah Bu Mega melakukan penzaliman kepada Pak SBY. Di situ keuntungan bagi mereka," tutur Ray Rangkuti.
Sementara itu, lanjut Ray Rangkuti, Demokrat diuntungkan dengan meningkatnya popularitas dan elektabilitas.