"Misalnya sekarang kita menikmati otonomi daerah, lantas tidak ada lagi dwifungsi ABRI, kemudian juga sekarang pemilihan umum langsung memilih gubernur, wali kota, bupati, presiden. Itu langsung, tidak dimonopoli oleh anggota MPR," sambungnya.
Entah serius atau hanya bercanda, Amien Rais lantas mengungkapkan bahwa dia merasa menjadi politisi gagal, karena gagal menjadi Presiden RI.
"Yang gagal, saya gagal jadi presiden," ujar Amien Rais sambil tertawa, yang disambut tepuk tangan penonton.
Amien Rais lantas menyebut bahwa selama ini orang-orang lebih mengenalnya sebagai 'King Maker', tapi tidak pernah menjadi 'King'.
"Ya memang, saya kira betul bahwa saya cuma menjadi 'King Maker', tidak pernah menjadi king sendiri. Tapi mudah-mudahan king yang dibuat bersama-sama itu menjadi king yang bagus," kata Amien Rais.
Bahkan menurutnya, sejumlah artikel dari luar negeri pun menyebutnya sebagai 'King Maker'. Meski demikian, Amien Rais mengatakan bahwa dia selalu berusaha untuk merasa puas dengan kedudukannya.
"Jadi ketika saya membaca artikel di berbagai jurnal dari luar negeri, mereka itu menjuluki saya 'King Maker'. Jadi 'King Maker' itu menjadikan seseorang presiden atau wakil presiden, tapi dia sendiri ya harus puas dengan kedudukannya itu," kata Amien Rais.
"Sudah terbukti bahwa tahun 99, saya tidak maju karena perolehan PAN yang cuma 7 persen. Kemudian tahun 2004 jadi 'King Maker' lagi. Sekarang saya tidak tahu, mungkin masih jadi 'King Maker' lagi," sambungnya.